Tampilkan postingan dengan label on the raining days. Tampilkan semua postingan
CHAPTER 4
Title: On The Raining Days
Author: Arumly/Kim
Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin Sistar
Ø Yang Yeo Seob B2ST
Genre : Romance
Rated : PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
maaf baru terbit, 3 chapter sebelumnya yaitu
yang udah terbit dari jaman jahiliyah tapi chapter 4nya malah baru terbit,, maaf,,, *bow
ya sudah , aku g mau banyak ba-bi-bu. nyok tancap gasnya... happy reading
Ting ... tong...
Bel berbunyi.
“Nuguseyo?” hyorin
sedikit mengeraskan suaranya. Tidak ada jawaban. Hyorin yang tadi sedang
mencuci piring di dapur segera beranjak ke pintu depan.
Cklek...
Pintu terbuka.
Hyorin terperanjat saat melihat sosok yang ada di depannya. Seorang pria tinggi
yang manis. Baiklah Yeo Seob memang manis. Tapi mukanya tidak menyurutkan
kekesalan di hati Hyorin saat itu.
“ sudah kubilang
hari ini aku tidak ingin bertemu denganmu, untuk apa kamu datang kesini
sunbae-nim? ...Ah ani, direktur.” Tanpa mempersilakan masuk Hyorin nyerocos di depan pintu
tanpa memerikan kesempatan Yeo Seob untuk bicara.
“ cukup untuk yang
kemarin dan tadi pagi. Terima kasih kau sudah berbuat terlalu baik padaku. Tiba
– tiba mendekatiku. Huh, apa sebenarnya yang kau mau?? Maaf aku bukan cewe
gampangan yang bisa dengan mudah kau rayu. Aku tidak bodoh lagi. aku cukup
tersiksa karena kau memperlakukanku terlalu istimewa.”
“ Hyorin, kita
bicara pelan – pelan. Aku boleh masuk?” kata Yeo Seob dengan harapan meminta
kesempatan untuk bicara dan menjelaskan semuanya. Tapi itu hanya sebuah
harapan. Hyorin sudah terlalu marah. Yeo Seob juga tidak tahu pasti sebabnya. Yang
ia tahu, Hyorin maeah karena ia tidak bilang kalau dia adalah direktur di
tempat Hyorin bekerja. Hanya pikiran sederhana itu yang muncul di benak Yeo Seob.
“Sireo! Sebentar lagi
aku akan pergi, lagi pula sebagai seorang direktur, kau pasti sibuk. Pergilah aku
sangat tidak mood.” Kata Hyorin dengan menekankan irama pada kata ‘Direktur’
lalu sedikit mendorong Yeo Seob agar pria itu menjauh dari rumahnya.
Braak...
Hyorin menutup
pintunya dengan cukup keras.
Ting tong...
Bel kembali berbunyi.
Hyorin membuka pintu dengan kasar. Yeo seob masih berdiri disana.
“ kenapa masih
disini? Isanim[1] kau
harus segera pergi. Maaf kita bicara lan kali saja.” Hyorin kembali bersiap
menutup pintunya.
“ ya! Jamkkanmanyeo.”
Yeo Seob mencoba untuk menahannya.
“ Sireo !” Hyorin
masih memaksa menutup pintu. Mereka berdua saling berlomba tarik – menarik pintu
dan perlombaan itu akhirnya di tutup juga.
Hyorin berjalan
lunglai ke kamarnya.
Ting .. tong.. dan
lagi – lagi bel berbunyi.
Aish, laki – laki itu benar – benar mengganggu.
Hyurin membuka pintu dengan gusar tanpa melihat siapa yang datang langsung
bicara
“ yaish, kenapa
masih belum pergi, sudah kubilang aku tidak mau bertemu denganmu. Apa kau tuli?”
“ne?” seseorang
menjawab. Jelas itu bukan suara isang-nim dan sepatunya. Oh, tidak. Dia bukan
Isang-nim. Yaish.
Blush
Muka Hyorin bersemu
merah. Ia sedikit mendongakkan wajahnya dan sedikit meringis menahan malu. Terlihat
lelaki jangkung dengan hidung mancung, rambut sedikit di cat pirang, berkulit
putih, dan tentu saja sangat tampan.
Omo, nuguseyo?? Hyorin baru melihatnya kali
ini. Siapa dia?.
[1]
direktur
penasaran kan itu cowoknya siapa???? siapa hayohh, guess it!! yang pasti itu ganteeeeeeeng. nantikan kehadirannya di part selanjutnya
coment is so important
[FF] ON THE RAINING DAYS (CHAPTER 4)
Full View
Label:
b2st,
Beast,
chapter 4,
FF,
hyorin,
on the raining days,
sistar,
Yeo Seob
CHAPTER 4
Title: On The Raining Days
Author: Arumly/Kim
Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin Sistar
Ø Yang Yeo Seob B2ST
Genre : Romance
Rated : PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
maaf baru terbit, 3 chapter sebelumnya yaitu
ya sudah , aku g mau banyak ba-bi-bu. nyok tancap gasnya... happy reading
Ting ... tong...
Bel berbunyi.
“Nuguseyo?” hyorin
sedikit mengeraskan suaranya. Tidak ada jawaban. Hyorin yang tadi sedang
mencuci piring di dapur segera beranjak ke pintu depan.
Cklek...
Pintu terbuka.
Hyorin terperanjat saat melihat sosok yang ada di depannya. Seorang pria tinggi
yang manis. Baiklah Yeo Seob memang manis. Tapi mukanya tidak menyurutkan
kekesalan di hati Hyorin saat itu.
“ sudah kubilang
hari ini aku tidak ingin bertemu denganmu, untuk apa kamu datang kesini
sunbae-nim? ...Ah ani, direktur.” Tanpa mempersilakan masuk Hyorin nyerocos di depan pintu
tanpa memerikan kesempatan Yeo Seob untuk bicara.
“ cukup untuk yang
kemarin dan tadi pagi. Terima kasih kau sudah berbuat terlalu baik padaku. Tiba
– tiba mendekatiku. Huh, apa sebenarnya yang kau mau?? Maaf aku bukan cewe
gampangan yang bisa dengan mudah kau rayu. Aku tidak bodoh lagi. aku cukup
tersiksa karena kau memperlakukanku terlalu istimewa.”
“ Hyorin, kita
bicara pelan – pelan. Aku boleh masuk?” kata Yeo Seob dengan harapan meminta
kesempatan untuk bicara dan menjelaskan semuanya. Tapi itu hanya sebuah
harapan. Hyorin sudah terlalu marah. Yeo Seob juga tidak tahu pasti sebabnya. Yang
ia tahu, Hyorin maeah karena ia tidak bilang kalau dia adalah direktur di
tempat Hyorin bekerja. Hanya pikiran sederhana itu yang muncul di benak Yeo Seob.
“Sireo! Sebentar lagi
aku akan pergi, lagi pula sebagai seorang direktur, kau pasti sibuk. Pergilah aku
sangat tidak mood.” Kata Hyorin dengan menekankan irama pada kata ‘Direktur’
lalu sedikit mendorong Yeo Seob agar pria itu menjauh dari rumahnya.
Braak...
Hyorin menutup
pintunya dengan cukup keras.
Ting tong...
Bel kembali berbunyi.
Hyorin membuka pintu dengan kasar. Yeo seob masih berdiri disana.
“ kenapa masih
disini? Isanim[1] kau
harus segera pergi. Maaf kita bicara lan kali saja.” Hyorin kembali bersiap
menutup pintunya.
“ ya! Jamkkanmanyeo.”
Yeo Seob mencoba untuk menahannya.
“ Sireo !” Hyorin
masih memaksa menutup pintu. Mereka berdua saling berlomba tarik – menarik pintu
dan perlombaan itu akhirnya di tutup juga.
Hyorin berjalan
lunglai ke kamarnya.
Ting .. tong.. dan
lagi – lagi bel berbunyi.
Aish, laki – laki itu benar – benar mengganggu.
Hyurin membuka pintu dengan gusar tanpa melihat siapa yang datang langsung
bicara
“ yaish, kenapa
masih belum pergi, sudah kubilang aku tidak mau bertemu denganmu. Apa kau tuli?”
“ne?” seseorang
menjawab. Jelas itu bukan suara isang-nim dan sepatunya. Oh, tidak. Dia bukan
Isang-nim. Yaish.
Blush
Muka Hyorin bersemu
merah. Ia sedikit mendongakkan wajahnya dan sedikit meringis menahan malu. Terlihat
lelaki jangkung dengan hidung mancung, rambut sedikit di cat pirang, berkulit
putih, dan tentu saja sangat tampan.
Omo, nuguseyo?? Hyorin baru melihatnya kali
ini. Siapa dia?.
[1]
direktur
penasaran kan itu cowoknya siapa???? siapa hayohh, guess it!! yang pasti itu ganteeeeeeeng. nantikan kehadirannya di part selanjutnya
coment is so important
Title: On The Raining Days
Author:
Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin
Sistar
Ø Yang Yeo
Seob B2ST
Other
cast:
Ø Soyu
Sistar
Ø Park Yoo
Chun JYJ
Genre :
Romance
Rated :
PG 15
Legth : One
shoot
Disclimer
:
FF ini
murni hasil kerja keras author...
author
berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung
masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi
tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian
mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan
saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment
apapun yang kalian mau.
Gomawoyo
◠◡◠ ◜◡◝ ...
CHAPTER
3
* Hyo
Rin POV *
Mwo?
Yang Yeo Seob sunbae itu adalah pewaris perusahaan?. Ah, andwae. solma[1].
Kejadian tadi itu benar – benar membuatkuhampir mati terkejut. Dia tak pernah
mengatakannya. Bahkan saat kita cukup dekat saat SMA dulu. Belum pernah
sekalipun.
Aku menjatuhkan tubuhku ke sofa
setibaku di rumah. Aku tinggal di rumah di daerah Gwang-do bersama ibuku. Aku
harus naik kereta bawah tanah untuk pulang dari kantor. Meski kadang – kadang
aku naik bis. Rumahku tak terlalu besar. Cukup untuk ditempati 2 orang. Ada 2
kamar, 2 kamar mandi, dapur yang selalu bersih karena ibuku. Kamarku juga
sangat nyaman. Ibu yang membantuku untuk mengaturnya. Ibuku sedang tidak ada di
rumah malam ini. Ia mengunjungi nenek dan kakek di Busan dan mungkin akan
pulang besok. Aku tiduran di sofa dan memejamkan mataku sebentar.
Ponselku tiba - tiba berdering. Aku dengan sangat
malas mencoba meraih ponselku. Posisiku masih tiduran di sofa.
“ ne, yeoboseyo” kataku setelah mendapatkan
ponselku lalu menemelkannya ke telinga.
Tak ada jawaban. Tak ada suara
“ ini kenapa?” gumamku
Aku memindahkan ponselku. Kulihat layar ponsel,
tertera sebuah pesan telah masuk. Ah, bodoh. Ini pesan bukan telepon. Aku
terlalu lelah sampai tidak bisa membedakan bunyi telepon masuk dengan pesan
masuk. Begoooooo....
Aku ingin bertemu denganmu sekarang. Aku ada di Restoran Purple
Bean
- Yeo Seob -
Aku
mengerang. Apa maksudnya ini? Apa lagi? aku tidak ada waktu sekarang. Aku ingin
istirahat setelah pekerjaan dan mendengar gosip – gosip menyebalkan tenteangku
di kantor tadi. Aku tidak meu ada staf yang tiba – tiba melihatku dengannya
atau aku akan menjadi bulan – bulanan mereka besok. Aku menolak permintaanya. Aku
malas.
*Hyorin POV end*
Sebuah pesan masuk. Namun, Hyorin yang masih lelah itu mengira itu
adalah panggilan telepon. Setelah menyadari bahwa itu bukanlah telepon, ia
melihat ponselnya lalu membaca pesan itu. Sebuah pesan dari Yeo Seob. Ah, dia
terlalu malas untuk bertemu dengan Yeo Seob. Ini sudah ,malam. Untuk apa dia
mengajak bertemu.
Hyorin
tak membalas pesan dari Yeo Seob. Ia beranjak dari sofa lalu ia pergi mandi.
Sementara itu, Yeo Seob menantinya di Restoran yang telah ia beritahukan pada
Hyo Rin tadi. Sebenarnya ia ingin menjelaskan kejadian tadi kepada Hyo Rin agar
ia tidak salah paham. Tapi, mungkin terlambat. Hyo Rin tak kunjung datang. Yeo
Seob berpikir bahwa Hyo Rin sudah salah paham dan tidak ingin bertemu dengannya
lagi. Tapi, tidak mungkin wanita seperti dia berubah begitu saja. Yeo Seob
tetap menantinya di cafe itu. Malam semakin larut. Tapi Hyo Rin masih belum
datang juga dan Yeo Seob masih setia
menunggunya. Seorang pelayan datang mengahampiri Yeo Seob dan mengatakan
restoran itu akan segera tutup. Terpaksa ia harus pergi meninggalkan tempat
itu. Oke, kali ini ia mengalah dan pergi dari sana. Ia memutuskan untuk
menjelaskannya besok saja.
***
Pagi
sudah menyingsing. Kali ini Hyorin bangun lebih pagi. Ia merasa sangat nyaman
bisa menikmati tidur lelapnya semalam. Kejadian kemarin itu benar – benar membuatnya
lelah setengah mati. Hari ini adalah hari minggu. Saatnya untuk menikmati
suasana santai di rumah. Bermalas – malasan sebentar mungkin. Hyorin duduk di
kasurnya. Ia akan bersiap untuk bangkit lalu rencananya akan segera mandi. Tapi
semua itu tertunda. Dering ponsel Hyorin yang menundanya. Tanpa melihat siapa
yang meneleponnya Hyorin mengangkat saja. Mungkin karena baru bangun tidur dan
moodnya sedang baik.
“ yoboseyo?” ucapnya.
“ ini aku. Yang Yeo Seob” terdengar suara laki –
laki yang tidak asing lagi bagi Hyorin.
“ oh, kau. Ada apa?” ia mengernyitkan dahinya. Mudah
– mudahan laki – laki itu tidak mengajaknya bertemu.
***
Yeo Seob meraih ponselnya. Semalaman ia
tak bisa tidur memikirkan gadis itu. Ia mengharapkan semoga dia tidak salah
paham atas kejadian kemarin itu. Memang rasanya tidak mungkin untuk gadis itu tidak salah paham padanya. Ia tiba –tiba datang
dengan identitas calon pewaris perusahaan. Sementara sebelumnya mereka bertemu
dan Yeo Seob tak terlihat seperti itu. Yeo Seob duduk di kursi meja kerjanya. Ia
meraih ponselnya. Menekan beberapa nomor lalu menempelkannya ke telinga.
“
yoboseyo?” ya. Gadis itu menjawab teleponnya. Syukurlah. Mungkin dia sudah
lebih baik dari semalam.
“
ini aku Yeo Seob” jawabnya kemudian.
“ Oh, kau ada apa?” gadis itu
menjawab dengan malas.
“ soal kemarin. Kuharap kau tidak
salah paham. Aku hanya ingin berteman denganmu sebagai Yang Yeo Seob. bukan sebagai
calon pewaris perusahaan.” Katanya mencoba menjelaskan.
“ aku rasa kita harus bertemu”
lanjutnya.
“ tidak perlu. Aku tidak bisa hari
ini. Lagi pula aku tidak peduli semua itu. Aku tidak peduli” Seon Yeo kembali
berkata dan sedikit menekankan pada kata – kata aku tidak peduli.
Sambungan telepon terputus. Yeo Seob
yang tadi menelepon Seon Yo sambil berjalan keluar kamar dan berjalan ke ruang
tengah menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ya, kau hebat Yeo Seob. Kau membuatnya
begitu marah. Kau hebat.
Yeo Seob memutuskan untuk
mengahampiri Hyorin ke rumahnya.
coment is so important
[FF] On The Raining Days Part 3
Full View
Label:
b2st,
Beast,
fan fiction,
hyorin,
on the raining days,
part 3,
sistar,
Yeo Seob
Title: On The Raining Days
Author:
Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin
Sistar
Ø Yang Yeo
Seob B2ST
Other
cast:
Ø Soyu
Sistar
Ø Park Yoo
Chun JYJ
Genre :
Romance
Rated :
PG 15
Legth : One
shoot
Disclimer
:
FF ini
murni hasil kerja keras author...
author
berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung
masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi
tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian
mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan
saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment
apapun yang kalian mau.
Gomawoyo
◠◡◠ ◜◡◝ ...
CHAPTER
3
* Hyo
Rin POV *
Mwo?
Yang Yeo Seob sunbae itu adalah pewaris perusahaan?. Ah, andwae. solma[1].
Kejadian tadi itu benar – benar membuatkuhampir mati terkejut. Dia tak pernah
mengatakannya. Bahkan saat kita cukup dekat saat SMA dulu. Belum pernah
sekalipun.
Aku menjatuhkan tubuhku ke sofa
setibaku di rumah. Aku tinggal di rumah di daerah Gwang-do bersama ibuku. Aku
harus naik kereta bawah tanah untuk pulang dari kantor. Meski kadang – kadang
aku naik bis. Rumahku tak terlalu besar. Cukup untuk ditempati 2 orang. Ada 2
kamar, 2 kamar mandi, dapur yang selalu bersih karena ibuku. Kamarku juga
sangat nyaman. Ibu yang membantuku untuk mengaturnya. Ibuku sedang tidak ada di
rumah malam ini. Ia mengunjungi nenek dan kakek di Busan dan mungkin akan
pulang besok. Aku tiduran di sofa dan memejamkan mataku sebentar.
Ponselku tiba - tiba berdering. Aku dengan sangat
malas mencoba meraih ponselku. Posisiku masih tiduran di sofa.
“ ne, yeoboseyo” kataku setelah mendapatkan
ponselku lalu menemelkannya ke telinga.
Tak ada jawaban. Tak ada suara
“ ini kenapa?” gumamku
Aku memindahkan ponselku. Kulihat layar ponsel,
tertera sebuah pesan telah masuk. Ah, bodoh. Ini pesan bukan telepon. Aku
terlalu lelah sampai tidak bisa membedakan bunyi telepon masuk dengan pesan
masuk. Begoooooo....
Aku ingin bertemu denganmu sekarang. Aku ada di Restoran Purple
Bean
- Yeo Seob -
Aku
mengerang. Apa maksudnya ini? Apa lagi? aku tidak ada waktu sekarang. Aku ingin
istirahat setelah pekerjaan dan mendengar gosip – gosip menyebalkan tenteangku
di kantor tadi. Aku tidak meu ada staf yang tiba – tiba melihatku dengannya
atau aku akan menjadi bulan – bulanan mereka besok. Aku menolak permintaanya. Aku
malas.
*Hyorin POV end*
Sebuah pesan masuk. Namun, Hyorin yang masih lelah itu mengira itu
adalah panggilan telepon. Setelah menyadari bahwa itu bukanlah telepon, ia
melihat ponselnya lalu membaca pesan itu. Sebuah pesan dari Yeo Seob. Ah, dia
terlalu malas untuk bertemu dengan Yeo Seob. Ini sudah ,malam. Untuk apa dia
mengajak bertemu.
Hyorin
tak membalas pesan dari Yeo Seob. Ia beranjak dari sofa lalu ia pergi mandi.
Sementara itu, Yeo Seob menantinya di Restoran yang telah ia beritahukan pada
Hyo Rin tadi. Sebenarnya ia ingin menjelaskan kejadian tadi kepada Hyo Rin agar
ia tidak salah paham. Tapi, mungkin terlambat. Hyo Rin tak kunjung datang. Yeo
Seob berpikir bahwa Hyo Rin sudah salah paham dan tidak ingin bertemu dengannya
lagi. Tapi, tidak mungkin wanita seperti dia berubah begitu saja. Yeo Seob
tetap menantinya di cafe itu. Malam semakin larut. Tapi Hyo Rin masih belum
datang juga dan Yeo Seob masih setia
menunggunya. Seorang pelayan datang mengahampiri Yeo Seob dan mengatakan
restoran itu akan segera tutup. Terpaksa ia harus pergi meninggalkan tempat
itu. Oke, kali ini ia mengalah dan pergi dari sana. Ia memutuskan untuk
menjelaskannya besok saja.
***
Pagi
sudah menyingsing. Kali ini Hyorin bangun lebih pagi. Ia merasa sangat nyaman
bisa menikmati tidur lelapnya semalam. Kejadian kemarin itu benar – benar membuatnya
lelah setengah mati. Hari ini adalah hari minggu. Saatnya untuk menikmati
suasana santai di rumah. Bermalas – malasan sebentar mungkin. Hyorin duduk di
kasurnya. Ia akan bersiap untuk bangkit lalu rencananya akan segera mandi. Tapi
semua itu tertunda. Dering ponsel Hyorin yang menundanya. Tanpa melihat siapa
yang meneleponnya Hyorin mengangkat saja. Mungkin karena baru bangun tidur dan
moodnya sedang baik.
“ yoboseyo?” ucapnya.
“ ini aku. Yang Yeo Seob” terdengar suara laki –
laki yang tidak asing lagi bagi Hyorin.
“ oh, kau. Ada apa?” ia mengernyitkan dahinya. Mudah
– mudahan laki – laki itu tidak mengajaknya bertemu.
***
Yeo Seob meraih ponselnya. Semalaman ia
tak bisa tidur memikirkan gadis itu. Ia mengharapkan semoga dia tidak salah
paham atas kejadian kemarin itu. Memang rasanya tidak mungkin untuk gadis itu tidak salah paham padanya. Ia tiba –tiba datang
dengan identitas calon pewaris perusahaan. Sementara sebelumnya mereka bertemu
dan Yeo Seob tak terlihat seperti itu. Yeo Seob duduk di kursi meja kerjanya. Ia
meraih ponselnya. Menekan beberapa nomor lalu menempelkannya ke telinga.
“
yoboseyo?” ya. Gadis itu menjawab teleponnya. Syukurlah. Mungkin dia sudah
lebih baik dari semalam.
“
ini aku Yeo Seob” jawabnya kemudian.
“ Oh, kau ada apa?” gadis itu
menjawab dengan malas.
“ soal kemarin. Kuharap kau tidak
salah paham. Aku hanya ingin berteman denganmu sebagai Yang Yeo Seob. bukan sebagai
calon pewaris perusahaan.” Katanya mencoba menjelaskan.
“ aku rasa kita harus bertemu”
lanjutnya.
“ tidak perlu. Aku tidak bisa hari
ini. Lagi pula aku tidak peduli semua itu. Aku tidak peduli” Seon Yeo kembali
berkata dan sedikit menekankan pada kata – kata aku tidak peduli.
Sambungan telepon terputus. Yeo Seob
yang tadi menelepon Seon Yo sambil berjalan keluar kamar dan berjalan ke ruang
tengah menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ya, kau hebat Yeo Seob. Kau membuatnya
begitu marah. Kau hebat.
Yeo Seob memutuskan untuk
mengahampiri Hyorin ke rumahnya.
coment is so important
Title:
On The Raining Days
Author:
Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin Sistar
Ø Yang yeo seob
B2ST
Other cast:
Ø Soyu Sistar
Ø IU as Lee Ji Eun
Genre :
Romance
Rated :
PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
wahh setelah sekian lama, dengan mencoba mengatasi kemacetan ide, author tetap berusaha menyelesaikan part 2 dan 3, meski yang pert 3 belum selesai sepenuhnya, tapi part 2nya kan udah di post, semoga pada suka ya, maaf menunggu lama kalian bisa baca yang part 1 yang udah dikeluarkan sebelumnya ,
FF ini murni hasil
kerja keras author...
author
berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung
masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi tolong
ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian
mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan
saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment
apapun yang kalian mau.
Chapter
2
Hyorin
siap pergi ke kantor. Setelah mencabut flashdisk dan mengambil print out
presentasinya ia keluar dari kamar dan menemui ibunya di dapur untuk
berpamitan.
“ kau tidak sarapan dulu nak?” tanya
ibunya
“ nggak ma, nanti di kantor aja”
Hyorin berlalu. Ia berjalan keluar
Seperti
biasanya Hyorin pergi ke kantor dengan menggunakan bis merah menuju Seoul. Ia
berjalan menuju halte bis. Saat ia berjalan ia mendengar bunyi klakson dari
belakang. Sebuah mobil hitam lalu berhenti di dekat Hyorin. Mobil yang menurut
Hyrin sudah tidak begitu asing. Seseorang membuka kaca mobil hitam itu.
“Hyorin ah~”
panggilnya
Hyorin
mendekat. Dan tidak salah lagi orang itu adalah Yeo Seob sunbae.
“ Hyorin ah~
, masuklah. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat.” Katanya
Hyorin
sedikit mengernyitkan dahi.
Yeo seob
keluar dari mobilnya. Ia lalu membawa Hyorin untuk masuk ke dalam dan kembali
masuk.
“ pakai sabuk
pengamanmu.” Kata Yeo Seob
Mobil itupun melaju. Mereka
menyusuri jalan. Menuju Seoul.setelah beberapa lama. Mereka sampai di sebuah
kantor. Itu adalah kantor Hyorin.
“ dari mana
kau tahu?” tanya Hyorin heran.
“tahu dong.
hehe” Yeo Seob malah menjawabnya dengan candaan. “ sudah sana masuk. Kau hampir
terlambat. Hyorin hanya kebingungan. Pertanyaan yang ada dibenaknya saat ini
ialah. Dari mana ia tahu semua itu???
Ia hanya berlalu dari hadapan Yeo
Seob dengan rasa bingung dan penasarannya. Rasa penasaran itu sedikit
menyiksanya karena ia memang seorang yang sangat mudah penasaran dan akan
terusmencari sampai ia dapat jawabannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon Yeo
Seob. Diambilnya ponsel dari dalam tas.
“y....y....yeoboseyo?” kata hyorin
“ne? Hyorin ah~ wae?” suara Yeo eob
terdengar dari ponsel.
“ sunbae nim, dari mana kau tahu
tempat kerjaku?” kata Hyorin
“emmm, bimil[1]” kata Yeo seob menggoda
Hyorin
“ya! Sunbaenim. Ah~ michoseo[2]. Sunbaenim dari mana kau tahu?”
desak Hyorin
“seharusnya kau tahu” kata Yeo Seob lagi
Tulit...
Sambungan telepon terputus
“ya Sunbaenim, sunbaenim” Hyorin
memanggil – manggil Yeo Seob.
“ aish, geu sarami , michoseo” umpat
Hyorin memandang Ponselnya.
Hyorin menghentakkan kakinya ke lantai
karena kesal. Hyorin mencoba menelepon Yeo Seob lagi tapi, tidak diangkat.
Berkali – kali mencoba, tapi sama saja.
Ia mengumpat (berbicara dengan
ponsel).
Tak berapa lama kemudian getar
ponselnya menghentikan umpatan – umpatan yang ia keluarkan.
11.30 a.m. Bums Story Restaurant
-
Yeo Seob -
“benar
–benar”katanya lagi.
Hyorin menekan tombol lift
menuju lantai 5 tempatnya bekerja sebagai staf ketua departement
promosi.
Di dalam lift sudah ada beberapa
orang. Mereka memberikan tatapan aneh kepada HyoRin. Hyorin menyadari itu.
*Hyorin
POV*
Sedikit risih
memang, tapi sudahlah mungkin itu bukan untukku. Aku tetap percaya diri masuk
ke dalam lift. Disana kudengar beberapa orang sedang ber bisik – bisik tapi tak
jelas apa yang mereka bicarakan.
Ting
Aku sudah
sampai di lantai lima. Aku keluar bersaama beberapa orang. Di perjalanan menuju
ruang tempatku bekerja. Beberapa orang terlihat sedang memandangiku sambil
berbisik – bisik. Aku tak peduli dan tetap berjalan dengan percaya diri ke meja
kerjaku. Di dalam ruangan sudah ada beberapa orang staf. Mereka menatapku
dengan sinis.
* Hyorin
POV end*
“ sudah
berani menggoda putra presedir masih berani datang ke kantor” seorang wanita
tiba – tiba saja bicara dari belakang Hyo Rin. Kang ji Hyun atau yang biasa di
panggil dengan nama amerikanya yaitu Soyu yang baru datang itu langsung
nyeletuk.
“Ji Hyun, apa
maksudmu?” tanya Hyorin heran
“ sudahlah
kamu nggak perlu pura – pura bodoh lagi. kami semua sudah tau.” Jawab Soyu lalu
pergi dari hadapan Hyorin.
Aneh sebenarnya
apa yang mereka pikirkan? Gumam Hyorin dalam hati.
Hyorin tidak peduli. Ia hanya melanjutkan
pekerjaannya tanpa beban pikiran. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah
dua belas. Saatnya untuk pergi karena ini adalah jam makan siang. Hyorin
teringat janjinya dengan Yang yeo Seob. Ia segera beranjak deri tempat duduknya
dan pergi ke sebuah restoran yang diberi nama Bums Story. Kabarnya restoran
inti adalah milik salah seorang member JYJ yaitu Kim Jae Joong. Pantas saja kebanyakan yang datang
kesini adalah kaum hawa dan kebanyakan dari mereka adalah penggemar Jae Joong. Seperti
Hyo rin.
Yeo Seob terlihat sedang duduk
di dekat jendela. Hyorin segera menghampirinya.
“ Annyeong Haseyo” sapanya
Yeo Seob lalu berdiri dan
mengucapkan salam juga. Lalu mempersilakan Hyorin untuk duduk. Seorang pelayan datang mendatangi mereka.
“ annyeong
haseyo, anda mau pesan apa? Silakan” pelayan itu lalu memberiikan buku menu
kepada yeo Seob.
“ kau mau
pesan apa?” kata Yeo Seob
Hyorin yang juga memegang menu hanya melongo
melihat harga yang tertera disana. Begitu mahal.
“ hei, disini
sangat mahal, kenapa tidak pindeh ke tempat lain saja?” bisik Hyorin kepada Yeo
Seob.
“ kita sudah
terlanjur datang. pilih saja yang kau suka” Yeo Seob juga berbisik.
“sirreo, aku
tak mau...” belum selesai Hyorin berbicara Yeo Seob membungkamnya dengan cara
ia menyebutkan sebuah menu masakan jepang yaitu Nagasaki jambbomnabe, Asihi
Saeng, dan ramyun Sarijuga *menuAsli *author g tau itu nama Indonesianya apa. Pelayan
itu mencatat setiap pesanan Yeo Seob lalu pergi meninggalkan kami.
“ apa – apaan ini?” kata Hyorin
setelah pelayan itu pergi.
“ sudahlah terima saja” kata Yeo Seob lagi.
“ ok, sekarang apa yang akan kau bicarakan? Ah~ yang tadi
pagi itu. Harus kau jelaskan. Dari mana kau tahu semua itu? Kau tahu kantourku.
Dari mana kau tahu itu?” tanya Hyorin yang langsung kepada titik
permasalahannya.
“ oh , itu. Kau tahu? Map yang kemarin kau cari itu kan
ada alamat kantormu. Harusnya kau tahu itu.” Jawab yeo seob deiikuti
senyumannya.
Tak lama makanan datang. mereka menikmati makanan itu
sambil sesekali mengobrol.
“ kau akan menerima beberapa hal lai lagi, kuharap kau
tidak terlalu terkejut deengan itu.” Kata yeo seob setelah selesai makan.
“ maksudmu?” Hyorin bertanya dengan penuh penasaran lalu
sedikit mencondongkan badannya lalu menumpukan dagunya dengan kedua tangannya.
Tapi Yeo Seob hanya tersenyum lalu berkata “ sekarang jam
makan siang sudah selesai, cepat kembali ke kantor”
Hyorin terkejut lalu melihat jam tangannya
“ omo~ aku bisa terlambat untuk presentasi.Aku pergi dulu
oke. Urusan kita belum selesai. Aku harus tahu semua maksudmu itu” kata Hyorin
kemudain beranjak dari tempat duduknya.
Saatnya presentasi untuk rapat
promosi datang juga. Hyorin bersiap menuju ruang rapat departemen promosi. “huh,
semangat Hyorin. Fighting” Hyorin berkata -
kata dengan semangat untuk menyemangati dirinya sendiri lalu
mnengepalkan tangannya tanda semangat.
Hyorin berjalan ke ruang rapat. Sampai
di ruangan yang tidak jauh dari tempat untuk departemen promosi ia segera masuk
lalu mengambil tempat duduk untuknya. Ia mempersiapkan sedikit lagi untuk
presentasinya. Orang – orang sudah datang. mereka mengobrol satu sama lain. Termasuk
Hyorin yang sedang mengobrol dengan sahabat dekatnya di kantor yaitu Lee Ji
Eun.
Seseorang membuka pintu ruang
rapat lalu berkata. “ semuanya direktur
baru kita sudah datang.” kata lelaki berjas hitam itu lalu membungkuk ke pintu
mempersilahkan seseorang untuk masuk.
Seorang yang manis,
tinggi, berambut hitam yang stylish dan terlihat berwibawa masuk bersama
seorang sekertarisnya. Orang itu adalah Yang Yeo Seob.
[FF] On The Raining Days Part 2
Full View
Label:
b2st,
Beast,
FF,
hyorin,
on the raining days,
sistar,
Yeo Seob
Title:
On The Raining Days
Author:
Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin Sistar
Ø Yang yeo seob
B2ST
Other cast:
Ø Soyu Sistar
Ø IU as Lee Ji Eun
Genre :
Romance
Rated :
PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
wahh setelah sekian lama, dengan mencoba mengatasi kemacetan ide, author tetap berusaha menyelesaikan part 2 dan 3, meski yang pert 3 belum selesai sepenuhnya, tapi part 2nya kan udah di post, semoga pada suka ya, maaf menunggu lama kalian bisa baca yang part 1 yang udah dikeluarkan sebelumnya ,
FF ini murni hasil
kerja keras author...
author
berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung
masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi tolong
ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian
mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan
saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment
apapun yang kalian mau.
Chapter
2
Hyorin
siap pergi ke kantor. Setelah mencabut flashdisk dan mengambil print out
presentasinya ia keluar dari kamar dan menemui ibunya di dapur untuk
berpamitan.
“ kau tidak sarapan dulu nak?” tanya
ibunya
“ nggak ma, nanti di kantor aja”
Hyorin berlalu. Ia berjalan keluar
Seperti
biasanya Hyorin pergi ke kantor dengan menggunakan bis merah menuju Seoul. Ia
berjalan menuju halte bis. Saat ia berjalan ia mendengar bunyi klakson dari
belakang. Sebuah mobil hitam lalu berhenti di dekat Hyorin. Mobil yang menurut
Hyrin sudah tidak begitu asing. Seseorang membuka kaca mobil hitam itu.
“Hyorin ah~”
panggilnya
Hyorin
mendekat. Dan tidak salah lagi orang itu adalah Yeo Seob sunbae.
“ Hyorin ah~
, masuklah. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat.” Katanya
Hyorin
sedikit mengernyitkan dahi.
Yeo seob
keluar dari mobilnya. Ia lalu membawa Hyorin untuk masuk ke dalam dan kembali
masuk.
“ pakai sabuk
pengamanmu.” Kata Yeo Seob
Mobil itupun melaju. Mereka
menyusuri jalan. Menuju Seoul.setelah beberapa lama. Mereka sampai di sebuah
kantor. Itu adalah kantor Hyorin.
“ dari mana
kau tahu?” tanya Hyorin heran.
“tahu dong.
hehe” Yeo Seob malah menjawabnya dengan candaan. “ sudah sana masuk. Kau hampir
terlambat. Hyorin hanya kebingungan. Pertanyaan yang ada dibenaknya saat ini
ialah. Dari mana ia tahu semua itu???
Ia hanya berlalu dari hadapan Yeo
Seob dengan rasa bingung dan penasarannya. Rasa penasaran itu sedikit
menyiksanya karena ia memang seorang yang sangat mudah penasaran dan akan
terusmencari sampai ia dapat jawabannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon Yeo
Seob. Diambilnya ponsel dari dalam tas.
“y....y....yeoboseyo?” kata hyorin
“ne? Hyorin ah~ wae?” suara Yeo eob
terdengar dari ponsel.
“ sunbae nim, dari mana kau tahu
tempat kerjaku?” kata Hyorin
“emmm, bimil[1]” kata Yeo seob menggoda
Hyorin
“ya! Sunbaenim. Ah~ michoseo[2]. Sunbaenim dari mana kau tahu?”
desak Hyorin
“seharusnya kau tahu” kata Yeo Seob lagi
Tulit...
Sambungan telepon terputus
“ya Sunbaenim, sunbaenim” Hyorin
memanggil – manggil Yeo Seob.
“ aish, geu sarami , michoseo” umpat
Hyorin memandang Ponselnya.
Hyorin menghentakkan kakinya ke lantai
karena kesal. Hyorin mencoba menelepon Yeo Seob lagi tapi, tidak diangkat.
Berkali – kali mencoba, tapi sama saja.
Ia mengumpat (berbicara dengan
ponsel).
Tak berapa lama kemudian getar
ponselnya menghentikan umpatan – umpatan yang ia keluarkan.
11.30 a.m. Bums Story Restaurant
-
Yeo Seob -
“benar
–benar”katanya lagi.
Hyorin menekan tombol lift
menuju lantai 5 tempatnya bekerja sebagai staf ketua departement
promosi.
Di dalam lift sudah ada beberapa
orang. Mereka memberikan tatapan aneh kepada HyoRin. Hyorin menyadari itu.
*Hyorin
POV*
Sedikit risih
memang, tapi sudahlah mungkin itu bukan untukku. Aku tetap percaya diri masuk
ke dalam lift. Disana kudengar beberapa orang sedang ber bisik – bisik tapi tak
jelas apa yang mereka bicarakan.
Ting
Aku sudah
sampai di lantai lima. Aku keluar bersaama beberapa orang. Di perjalanan menuju
ruang tempatku bekerja. Beberapa orang terlihat sedang memandangiku sambil
berbisik – bisik. Aku tak peduli dan tetap berjalan dengan percaya diri ke meja
kerjaku. Di dalam ruangan sudah ada beberapa orang staf. Mereka menatapku
dengan sinis.
* Hyorin
POV end*
“ sudah
berani menggoda putra presedir masih berani datang ke kantor” seorang wanita
tiba – tiba saja bicara dari belakang Hyo Rin. Kang ji Hyun atau yang biasa di
panggil dengan nama amerikanya yaitu Soyu yang baru datang itu langsung
nyeletuk.
“Ji Hyun, apa
maksudmu?” tanya Hyorin heran
“ sudahlah
kamu nggak perlu pura – pura bodoh lagi. kami semua sudah tau.” Jawab Soyu lalu
pergi dari hadapan Hyorin.
Aneh sebenarnya
apa yang mereka pikirkan? Gumam Hyorin dalam hati.
Hyorin tidak peduli. Ia hanya melanjutkan
pekerjaannya tanpa beban pikiran. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah
dua belas. Saatnya untuk pergi karena ini adalah jam makan siang. Hyorin
teringat janjinya dengan Yang yeo Seob. Ia segera beranjak deri tempat duduknya
dan pergi ke sebuah restoran yang diberi nama Bums Story. Kabarnya restoran
inti adalah milik salah seorang member JYJ yaitu Kim Jae Joong. Pantas saja kebanyakan yang datang
kesini adalah kaum hawa dan kebanyakan dari mereka adalah penggemar Jae Joong. Seperti
Hyo rin.
Yeo Seob terlihat sedang duduk
di dekat jendela. Hyorin segera menghampirinya.
“ Annyeong Haseyo” sapanya
Yeo Seob lalu berdiri dan
mengucapkan salam juga. Lalu mempersilakan Hyorin untuk duduk. Seorang pelayan datang mendatangi mereka.
“ annyeong
haseyo, anda mau pesan apa? Silakan” pelayan itu lalu memberiikan buku menu
kepada yeo Seob.
“ kau mau
pesan apa?” kata Yeo Seob
Hyorin yang juga memegang menu hanya melongo
melihat harga yang tertera disana. Begitu mahal.
“ hei, disini
sangat mahal, kenapa tidak pindeh ke tempat lain saja?” bisik Hyorin kepada Yeo
Seob.
“ kita sudah
terlanjur datang. pilih saja yang kau suka” Yeo Seob juga berbisik.
“sirreo, aku
tak mau...” belum selesai Hyorin berbicara Yeo Seob membungkamnya dengan cara
ia menyebutkan sebuah menu masakan jepang yaitu Nagasaki jambbomnabe, Asihi
Saeng, dan ramyun Sarijuga *menuAsli *author g tau itu nama Indonesianya apa. Pelayan
itu mencatat setiap pesanan Yeo Seob lalu pergi meninggalkan kami.
“ apa – apaan ini?” kata Hyorin
setelah pelayan itu pergi.
“ sudahlah terima saja” kata Yeo Seob lagi.
“ ok, sekarang apa yang akan kau bicarakan? Ah~ yang tadi
pagi itu. Harus kau jelaskan. Dari mana kau tahu semua itu? Kau tahu kantourku.
Dari mana kau tahu itu?” tanya Hyorin yang langsung kepada titik
permasalahannya.
“ oh , itu. Kau tahu? Map yang kemarin kau cari itu kan
ada alamat kantormu. Harusnya kau tahu itu.” Jawab yeo seob deiikuti
senyumannya.
Tak lama makanan datang. mereka menikmati makanan itu
sambil sesekali mengobrol.
“ kau akan menerima beberapa hal lai lagi, kuharap kau
tidak terlalu terkejut deengan itu.” Kata yeo seob setelah selesai makan.
“ maksudmu?” Hyorin bertanya dengan penuh penasaran lalu
sedikit mencondongkan badannya lalu menumpukan dagunya dengan kedua tangannya.
Tapi Yeo Seob hanya tersenyum lalu berkata “ sekarang jam
makan siang sudah selesai, cepat kembali ke kantor”
Hyorin terkejut lalu melihat jam tangannya
“ omo~ aku bisa terlambat untuk presentasi.Aku pergi dulu
oke. Urusan kita belum selesai. Aku harus tahu semua maksudmu itu” kata Hyorin
kemudain beranjak dari tempat duduknya.
Saatnya presentasi untuk rapat
promosi datang juga. Hyorin bersiap menuju ruang rapat departemen promosi. “huh,
semangat Hyorin. Fighting” Hyorin berkata -
kata dengan semangat untuk menyemangati dirinya sendiri lalu
mnengepalkan tangannya tanda semangat.
Hyorin berjalan ke ruang rapat. Sampai
di ruangan yang tidak jauh dari tempat untuk departemen promosi ia segera masuk
lalu mengambil tempat duduk untuknya. Ia mempersiapkan sedikit lagi untuk
presentasinya. Orang – orang sudah datang. mereka mengobrol satu sama lain. Termasuk
Hyorin yang sedang mengobrol dengan sahabat dekatnya di kantor yaitu Lee Ji
Eun.
Seseorang membuka pintu ruang
rapat lalu berkata. “ semuanya direktur
baru kita sudah datang.” kata lelaki berjas hitam itu lalu membungkuk ke pintu
mempersilahkan seseorang untuk masuk.
Seorang yang manis,
tinggi, berambut hitam yang stylish dan terlihat berwibawa masuk bersama
seorang sekertarisnya. Orang itu adalah Yang Yeo Seob.
Title: On The Raining Days
Author: Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin Sistar
Ø Yang yeo seob B2ST
Genre : Romance
Rated : PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
FF ini murni hasil kerja keras author...
author berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment apapun yang kalian mau.
Gomawoyo ◠◡◠ ◜◡◝ ...
Hehe,, udah autor g mau banyak cing cong lagi so Let's get it started
***
TO THE ONE WHO ALWAYS WITH ME WHEN RAIN....
WHO SHOW ME HOW BEAUTIFUL RAINING DAYS....
WHO GIVE ME ANY SMILE WHEN RAIN...
***
PROLOG
Hujan saat itu , kau ada bersamakau. Kau sudah merubahku. Benar – benar merubahku. Semua bermula saat hujan dan berakhir saat hujan.
Hujan adalah saksi kita. Aku melihat wajhmu di titik hujan yang jatuh ke wajahku. Begitu banyak. Begitu segar. Banyak yang kita lakukan saat hujan.
Meski begitu. Kasih kita takkan luntur terbawa air hujan karena akan selalu melekat dihatiku.
All happen ON THE RAINING DAYS
***
Chapter 1
Hyorin berjalan sedikit tergesa di jalanan kota Seoul yang cukup ramai. Langit sangat mendung dan ia harus cepat –cepat sampai di rumah agar hujan tidak membasahi dirinya dan file penting yang ada di tangannya. Ia membetulkan tasnya yang sedikit melorot dari bahunya dan terus berjalan ke halte bus. Hyorin terlihat sedikit kerepotan karena beberapa file yang ia di tangannya. Ia berniat mengerjakannya saat ada waktu luang di rumah. Ia hanya disuruh untuk memahami isi file itu lalu membuat preentasinya. Hyorin sampai di sebuah zebra cross. Ia akanmenyebrang. Tapi lampu penyebrangan masih menunjukkan warna merah. Itu artinya ia tak boleh menyeberang. Ia menanti dan beberapa detik kemudian lampu berubah hijau. Orang – orang berjalan menuju ke seberang jalan. Tidak terkecuali Shin kyung. Tapi, di tengah jalan seseorang tak sengaja menabraknya dari belakang semua file itu terjatuh. Tak ada yang terlihat menolongnya. Hyorin memungut file file yang berserakan itu. Ia tidak mendengar bunyi peringatan tanda bahwa lampu akan berubah merah lagi dan juga suara klakson mobil terdengar memperingatkan Hyorin agar ia segera menyingkir jika tak ingin mati. Hyorin tidak peduli ia tetap berusha mengumpulkan kertas – kertas itu. Seorang lelaki yang bertangan kekar meraih lengannya dan mengambil beberapa file Hyorin yang tercecer di jalanan. Rintik hujan muai turun. Lelaki itu menariknya ke seberang. Hyorin berdiri dan berjalan mengikuti orang itu. Ia tinggi. Bahunya lebar. Ia terlihat sangat keren dengan headphone hitam yang terkalung di lehernya dan terlihat match dengan jaket hitam dengan garis putih di bahu yang ia kenakan. Untuk sesaat Hyorin mengaguminya. Tapi ia tersadarkan dengan file yang harus ia pelajari.
“tunggu dulu... aku harus mengambil semuanya” Hyorin mencoba melepaskan tangannya yang tercengkeram begitu erat. Tapi tak bisa. Terlalu erat.
“ bodoh. Apa kau ingin mati disana?” tanya lelaki itu.
“tapi itu sangat penting.” Jawab Hyorin lagi.
“sudahlah. Itu tidak lebih penting dari nyawamu. Cepat ikut denganku hujan deras pasti akan segera turun.” Lelaki itu membawa Hyorin ke sebuah cafe.
Lelaki itu mendudukkan Hyorin di kursi yang ada di dekat jendela lalu pergi memesan 2 cangkir latte kepada barista yang berdiri di kasir itu. Setelah itu ia kembali ke tempat duduknya.
“ kau tetap tidak berubah ya. “ kata lelaki itu.
“aku?” Hyorin terbelalak. Lalu melanjutkan pertanyannya. “ aku? Apa maksudmu dengan aku tidak berubah?”
Namun lelaki itu hanya tersenyum lalu berkata dengan sangat tenang. “ ya, kau masih seperti dulu. Apa lagi?”
“seperti dulu? Kau dan aku belum saling mengenal, Kita bahkan baru bertemu kali ini dan kau menarikku meninggalkan barang yang sepenting itu lalu membawaku kesini.” Kata Hyorin marah marah.
Lelaki itu tersenyum “ Yang Yeo Seob imnida” ia menyebutkan namanya.
Hyorin terbelalak. “mwo? Yang Yeo Seob?” tanyanya terkejutdan sedikit berteriak – sedikit?? – . Orang orang di cafe itu melihat ke arah Hyorin. Hyorin menyadari itu. Ia lalu bicara lebih pelan lagi. “ k...kau. yeo seob sunbae???” ia bertanya tanda tidak percaya.
“whoah, kau tidak percaya???” kata Seobie kemudian. Lalu Yeo Seob melanjutkan “terserah kau mau percaya atau tidak. Tapi itu sudah jelas itu namaku. Oke. Hujan kurasa sudah reda. Kau ingin pulang?? Ayo kuantar.”
“oh, oke aku percaya Hyorin imnida, dan kurasa aku memang harus pulang. Tapi tidak perlu diantar” jawab Hyorin.
***
*YEO SEOB POV*
Aku menawarinya untuk mengantarnya pulang. Tapi sayang ia menolak. Hyorin, nama wanita itu. Ia beranjak dari kursi di depanku lalu berjalan keluar. Ia masih sangat cantik. Malah lebih cantik. Ia sama sekali tidak berubah sejak aku kuliah dulu. Tidak salah aku menyukainya dari dulu. Aku baru kembali dari Jerman dan kembali untuk mencari cinta pertamaku itu. Namun, belum sempat kucari aku melihatnya tengah memungut sesuatu di Zebra cross dan hampr tertabrak. Aku senang bisa bertemu dengannya. Aku tak mau menyia – nyiakan kesempatan ini. Meski ia tak mau kuantar. Aku tetap akan mengantarnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengikutinya dari belakang. Jalan ke Halte Bus cukup jauh juga. Aku berjalan di belakangnya tanpa ia mengetahui keberadaanku. Halte sudah terlihat tapi masih cukup jauh. Langit gelap lagi. sepertinya buruk. Aku melihat sebuah mini market lalu memutuskan membeli sebuah payung. Benar saja saat aku keluar dari mi ni market hujan turun dengan derasnya. Pikiranku melayang pada Hyorin. Aku segera berlari ke arah halte bis. Ah, dia sudah dekat dengan halte bus. Kulihat Hyorin berlarian ke Halte. Aku pun mengejarnya. Dari belakang kupayungi dia. Wajahnya menoleh kepadaku. Sangat manis. Aku tersenyum kepadanya. Lalu mengajaknya segera berjalan kembali.
*HYORIN POV*
Sial hujan lagi. kali ini lebih deras. Halte sudah cukup dekat. Aku berlarian kesana. Saat aku hampir sampai seseorang memayungiku dari belakang. Aku menoleh. Kulihat Yeoseob Sunbae ada disana. Ia yang memayungiku.
“Sunbae, kau kenapa disini? Kau mengikutiku ya?” tanyaku padanya.
Ia hanya tersenyum lalu berkata.
“ayo jalan” katanya.
Kami lalu berjalan ke halte. Tapi percuma juga aku dipayungi. Bajuku sudah basah kuyub.
*HYORIN POV END*
Sebuah mobil hitam berhenti di dekat halte bus. Yeoseob melangkah menuju mobilitu Hyorin terlihat sangat tidak peduli.
“Hyorin, hei itu namamu kan?” Yeo Sob memanggil hyorin yang tengah berdiri di halte. Sontak Hyorin menoleh. “na??” jarinya menunjuk dirinya sendiri. “iya kau” kata Yeo Seob meyankinkan “ ayo pulang. Ayo ikut aku” lanjut Yeo Seob. Hyorin melangkah maju. “tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri.” Kata Hyorin lagi.
“Hujan – hujan begini?” kata Yeo Seob lagi. lalu ia melanjutkan “sudah cepat masuk.” Yeo Seob menarik Hyorin agar masuk ke mobil lalu menutup pintunya. Ia juga naik mobil di tempat duduk bagian depan. Hyo Rin tidak berontak ia mau saja masuk ke mobil. Sopir yang duduk di sebelah Yeo Seob itu. Di tengah perjalanan Hyorin bertanya pada Yeo Seob
“ Kau tadi kan tidak bawa mobil?”
Yeo Seob menoleh ke belakang lalu bicara “ rencananya begitu. Karena mau jalan – jalan nyari objec foto yang bagus tapi kau lihat sendiri hujan deras di luar. Tdak memungkinkan buat hunting ,jadi aku menelepon Supir Kang untuk menjemput di halte.” Ia lalu tersenyum manis. Sangat manis.
Hyorin mengangguk tanda mengerti. Lalu bertanya lagi.
“kau suka menjadi fotografer ya?”
“begitulah aku senang bisa mengabadikan dunia yang begitu indah ini.” Jawab Yeo Seob kemudian.
“benarkah? Apa kau selalu memfoto objek yang ada di depanmu?” Hyorin kembali bertanya.
“tidak juga, tidak semuanya” jawab Yeo Seob singkat.
“kenapa? Kau bilang suka mengabadikan dunia ini?” Hyorin tak henti – hentinya bertanya.
“aku hanya mefoto yang ku inginkan. Sesuatu yang aku sukai.” Jawabnya lagi
Bla.... bla... bla...
Hyorin dan Yeo Seob mendadak menjadi akrab. Mereka saling bertanya sau sama lain. Menanyakan banyak hal. Menanyakan hal kesukaan masing – masing dan juga mengobrol yan lain.
“ah , kita hampir sampai” kata yeo Seob mengalihkan pembicaraan.
“ sudah sampai?” Hyorin membatin.
Mereka memang melewati jalan menuju rumah Hyorin jadi ia tenang saja. Tapi, saat sampai di sebuah perempatan mobil itu membelok ke kanan menuju perumahan elite.
“ ini bukan menuju rumahku. Kau seharusnya lurus saja” Hyorin kaget.
“benarkah? Maaf , tadi kau tak memberi tahu kami. Ini sudah terlanjur. Mampirlah kerumahku dulu.” Tawar Yeo Seob
“tapi aku harus segera menyelesaikan tugasku untuk besok. Ini file....” ucapan Hyorin terhenti. Ia tersadar Ia kehilangan file itu. Ia mencari – cari di tasnya. Tidak ada. Tidak! Hyorin benar – benar kehilangan file penting itu. Muka Hyorin terlihat akan menangis tapi ia menahannya. Mobil itu memasuki sebuah pekarangan yang luas. Sebuah rumah bercat putih berdiri sangat elegan. Di depan rumah mewah itu ada sebuah kolam air mancur yang sangat indah. Mobil itu berhenti di depan pintu.. Yeo Seob keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Hyorin.
“ ayo masuk.” Ajak Yeo Seob kemudian.
Dengan muka tertunduk ia menuruti saja apa kata Yeo Seob. Mereka masuk ke dalam rumah.
“ duduklah. kau mau minum apa?” tanya yeo seob
“terserah kau saja” Jawab Hyorin. Ia tak terlihat senang. Ia masih sangat sedih dengan file itu.
“ kau masih sangat sedih? Tenang itu pasti bisa ditasi. File itu bisa kita temukan.” Kata yeo Seob menenangkan Hyorin.
Entah kenapa hati Hyorin menjadi lebih tenang dengan nasihet Yeo Seob. Hatinya begitu lega mendengarnya. Ia merasa Yeo Seob adalah orang yang sangat hangat. Saat ia kuliah dulu ia tidak terlalu memperhatikan Yeo Seob . jadi ia tak pernah tahu kalau Yeo Seob adalah orang yang begitu hangat dan baik. Ia melihat Yeo Seob melangkah ke dapur. Hyorin melihat sekeliling rumah. Rumah begitu besar tapi kenapa tidak sepi sekali? Batin Hyorin. Ia melihat sebuah foto terpajang di meja dekat sofa di ruang tamu. Ia beranjak dari tempat duduknya dan mendekati foto itu. Seorang anak laki – laki yang masih kecil tersenyum dengan manisnya kearah kamera dan disebelahnya juga ada seorang wanita yang juga tersenyum sangat cantik. Yeo Seob datang mendekati Hyorin . ia mengulurkan tangannya dan memberikan sebuah handuk.
“ keringkan dulu tubuhmu. Jika tidak kau bisa sakit.” Kata Yeo Seob.
Hyorin meraih handuk itu.
“ Kamar Mandi ada di atas dekat lemari besar disana kau bisa memakainya.” Kata Yeo Seob. Ia mempersilakan Hyorin untuk naik. Sementara itu ia masuk ke kamarnya dan mengganti baju. Ia juga mengambil sebuah kaus lalu meletakkannya di kasur. Ia tahu baju Hyorin sudah sangat basah. Hyorin keluar dari kamar mandi. Masih mengeringkan rambutnya dan masih memakai baju yang basah itu.
“ Hyorin,” panggil Yeo Seob. “ bajumu terlalu basah. Aku takut kau akan sakit nanti. Kau bisa ganti dengan bajuku. Sudah kusiapkan di kamar.” Kata Yeo Seob melanjutkan . “ ne , gomawo. Tapi...” jawan hyorin. “ sudahlah. Pakai saja. Itu masih baru. Tak perlu khawatir.” Ucap Yeo Seob meyakinkannya. Hyorin mengangguk. Yeo Seob turun ke lantai pertama. Hyorin masuk ke kamar Yeo Seob lalu mengganti baju.
Kedodoran , itulah kata yang pas menggambarkan baju yang sekarang dipakai Hyorin. Jelas saja karena ukuran tubuh Yeosob lebih besar. Sudah sangat terlihat. Yeo seob juga lebih tinggi. Hyorin keluar kamar lalu turun. ia melihat Yeo Seob yang duduk termangu memandangi sebuah foto. Hyorin lalu mendekatinya. “hai. Terima kasih ya” kata Hyorin
Yeo Seob menyadai kedatangan Hyorin lalu menoleh padanya dan berkata.
“eh, kau sudah selesai?” . Hyorin mengangguk. Aneh rasanya. Hyorin tak merasa canggung lagi dengan Yeo Seob. “ itu foto siapa?” tanya Hyorin kemudian ia duduk tidak jauh dari Yeo Seob. “ oh, dia ibuku.” Kata Yeo Seob. “cantik. Sekarang dia ada dimana? Kenapa sepertinya dia tak disini? Rumah begini besar tapi sangat sepi.” tanya Hyorin lagi. anak ini benar – benar orang yang selalu penasaran. Yeo Seob hanya tersenyum dan berkata “ dia, bercerai dari ayahku dan sekarang tinggal di luar negeri. Aku tinggal sediri disini” ka Yeo Seob menjelaskan. Hyorin merasa bersalah atas pertanyaannya tadi. “ maaf” kata Hyorin smbil menundukkan mukanya. “ sudahlah. Kau tak perlu seperti itu. Ini memang kenyataan. “ Yeo Seob berkata dengan lembut. “ kau belum makan malam kan? Ayo kita makan diluar saja” tawar Yeoseob.
“oppa, kau akan mengajakku makan diluar dengan pakaian yang kedodoran seperti ini?” Hyorin menyeringai. “kurasa lebih baik makan dirumah. Kau punya apa?” lanjut Hyorin. Yeo Seob merasa kebingungan. “ lihat saja sendiri di kulkas” kata Yeo Seob. Hyorin melangkah ke dapur yang tak jauh dari ruang tamu lalu membuka kulkas disana. Hanya ada buah dan sedikit sayur. Tak ada yang bisa dibuat lauk. “ hanya ada ini?” kata Hyorin. Yeo Seob yang berdiri di samping kulkas tertawa. “ ya hanya itu. Karena aku jarang makan dirumah. Aku tak begitu pintar memasak.” Jawab Yeo Seob.
“ kalau begitu, bantu aku membeli sesuatu di supermarket.aku bisa meminjam ponselmu”. Yeo Seob mengambil ponsel disakunya lalu ia berikan kepada Hyorin. Hyorin mengetikkan sesuatu di ponsel Yeo Seob. Sesuatu berdering di tas Hyorin.
“ini nomorku. Sekarang pergilah ke Supermarket.” Kata Hyorin sambil memberikan Ponsel Yeo Seob kepada pemiliknya.
“aku?” Yeo Seob keheranan.
“ iya kau” Hyorin meyakinkan.
“kenapa harus aku?” tanya Yeo Seob yang masih keheranan.
“ sudah kubilang tadi aku malu keluar dengan baju seperti ini. Hahaha” kata- kata Hyorin ini membuat Yeo Seob menurut saja
“ya, baiklah tapi, apa yang harus kubeli? Kau bahkan tidak memberikanku daftar belanja” omel Yeo Seob.
“ ah, pergilah. Aku akan mengirimkannya setelah ini” Hyorin menyuruh Yeo Seob untuk pergi. Sementara ia mengambil ponselnya.
Yeo Seob sampai di supermarket. Tapi ia bingung harus membeli apa. Ia mendorong troli yang masih kosong itu lalu mengirim pesan pada Hyorin.
*Yeo Seob POV*
Apa yang akan aku beli disini? Gumam yeo Seob dalam hati. Aku sudah berjalan kesana – kemari. Troli ini masih kosong. Tapi Hyorin tak juga mengirimkan daftar belanja. Beberapa pramuniaga disana memandangiku yang dari tadi mendorong troli kosong. Akhirnya kuputuskan mengambil sebugkus roto, susu, juga kopi yang sebenarnya tak begitu kubutuhkan karena aku masih memiliki persediaan dirumah. Menyebalkan sekali menunggu SMS dari Hyorin aku lalu meneleponnya.
“yoboseyo?” suara Hyorin terdengar dari seberang sana.
“ah~ kau ini. Menyuruhku belanja. Tapi kau tak mengirimkan daftar belanjaannya juga.” Aku sedikit berteriak.
“maaf. Maaf. Baru saja aku akan mengirimkannya.” Suara Hyorin terdengar sangat lembut di telepon.
“ sudahlah tak perlu. Bicara disini saja” kataku kemudian.
*Yeo Seob POV end*
*Hyorin POV*
Dudidudidam... syalala. Biga eoneun nalen naneun chajawa...
Brrr...brrr... siapa sih ganggu aja. Lagi asik motong sayur juga. Aku mengambil ponselku yang tergeletak tak jauhh dariku.
“yoboseyo?” aku menjawab telepon itu.
Yeo Seob marah – marah rupanya. Aku lupa mengiriminya daftar belanja. Tapi, ku bilang saja tadi aku akan mengirimnya. Hehehe. Aku memberi tahu dia tentang apa saja yang ia beli.
Beberapa saat kemudian dia sudah pulang ke rumah.
*HYORIN POV END*
Terdengar suara pintu tertutup. Rupanya Yeo Seob sudah pulang. “eh kau sudah pulang.” Kata Hyorin. “sini belanjaannya” Hyorin mengambil belanjaan yang ada di tangan Yeo Seob
“ eh ini berat. Biar aku yang bawa ke dapur” Yeo Seob mengambilnya lagi dari tangan Hyorin. Mereka berdua berjalan kedapur. Hyorin segera memulai memasak. Ia mengambil ini dan itu. Sementara itu Yeo Seob duduk dekat dengan meja kerja. Yeo Seob terus saja memandangi Hyorin yang sedang asyik memasak itu.
“ apa aku tidak perlu membantu?” tawar yeo seob.
“ harusnya dari tadi kau bilang itu. Ka harusnya membantuku. Sekarang sudah hampir selesai.” Kata Hyorin kemudian membuka tutup panci.
“ah ~ supnya sudah matang. Yeo Seob sunbae. Bisa tolong bawakan ini ke meja makan?” Kata Hyorin setelah sup itu ia tuangkan ke mangkuk saji.
“ ah baiklah.” Yeo seob mengambil sup itu lalu membawanya ke meja makan. Hyorin juga membawa beberapa makanan.
“sudah selesai. Saatnya makan” Hata hyorin sambil menepuk – nepukkan tangannya. “ silakan tuan” lanjut Hyorin. Ia mempersilakan Yeo seob untuk duduk dan menikmati makanan itu.
Yeo Seob belum duduk juga. Tapi malah menyeret sebuah kursi dan berkata “hei ayolah, kau kenapa seperti itu, biasa saja. Kau juga harus makan.” Kata Yeo Seob kemudian
“ ah~ baiklah. Aku akan duduk” Hyorin lalu duduk di hadapan Yeo Seob.
“ hem enak. Sangat enak. Ini. Kau harus makan ini.” Yeeoseob memberikan sedikit kimchi ke mangkuk Hyorin. “ ini juga” ia lalu meletakkan potongan daging sapi ke mangkuk Hyorin lagi.
“sunbae. Sudah. Cukup, aku tak bisa memakan semuanya. Perutku hampir penuh.” Kata Hyorin kemudian.
“ tapi ini benar –benar enak” rajuk yeo Seob.
Mereka menikmati makan malam itu. Ini adalah pengalaman yang tak bisa dilupakan oleh Yeo Seob. Ia sangat bahagia malam itu.
Setelah mereka usai merapikan meja makan, Yeo Seob mengantar Hyorin pulang ke rumah.
To be continued.....
eittt tunggu dulu.. jangan lupa comentnya ya...
makasih udah baca
nantikan chapter selanjutnya
[FF] ON THE RAINING DAYS (PROLOG, AND CHAPTER 1)
Full View
Label:
b2st,
fan fiction,
FF,
hyorin,
on the raining days,
sistar,
Yeo Seob
Title: On The Raining Days
Author: Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin Sistar
Ø Yang yeo seob B2ST
Genre : Romance
Rated : PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
FF ini murni hasil kerja keras author...
author berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment apapun yang kalian mau.
Gomawoyo ◠◡◠ ◜◡◝ ...
***
TO THE ONE WHO ALWAYS WITH ME WHEN RAIN....
WHO SHOW ME HOW BEAUTIFUL RAINING DAYS....
WHO GIVE ME ANY SMILE WHEN RAIN...
***
PROLOG
Hujan saat itu , kau ada bersamakau. Kau sudah merubahku. Benar – benar merubahku. Semua bermula saat hujan dan berakhir saat hujan.
Hujan adalah saksi kita. Aku melihat wajhmu di titik hujan yang jatuh ke wajahku. Begitu banyak. Begitu segar. Banyak yang kita lakukan saat hujan.
Meski begitu. Kasih kita takkan luntur terbawa air hujan karena akan selalu melekat dihatiku.
All happen ON THE RAINING DAYS
***
Chapter 1
Hyorin berjalan sedikit tergesa di jalanan kota Seoul yang cukup ramai. Langit sangat mendung dan ia harus cepat –cepat sampai di rumah agar hujan tidak membasahi dirinya dan file penting yang ada di tangannya. Ia membetulkan tasnya yang sedikit melorot dari bahunya dan terus berjalan ke halte bus. Hyorin terlihat sedikit kerepotan karena beberapa file yang ia di tangannya. Ia berniat mengerjakannya saat ada waktu luang di rumah. Ia hanya disuruh untuk memahami isi file itu lalu membuat preentasinya. Hyorin sampai di sebuah zebra cross. Ia akanmenyebrang. Tapi lampu penyebrangan masih menunjukkan warna merah. Itu artinya ia tak boleh menyeberang. Ia menanti dan beberapa detik kemudian lampu berubah hijau. Orang – orang berjalan menuju ke seberang jalan. Tidak terkecuali Shin kyung. Tapi, di tengah jalan seseorang tak sengaja menabraknya dari belakang semua file itu terjatuh. Tak ada yang terlihat menolongnya. Hyorin memungut file file yang berserakan itu. Ia tidak mendengar bunyi peringatan tanda bahwa lampu akan berubah merah lagi dan juga suara klakson mobil terdengar memperingatkan Hyorin agar ia segera menyingkir jika tak ingin mati. Hyorin tidak peduli ia tetap berusha mengumpulkan kertas – kertas itu. Seorang lelaki yang bertangan kekar meraih lengannya dan mengambil beberapa file Hyorin yang tercecer di jalanan. Rintik hujan muai turun. Lelaki itu menariknya ke seberang. Hyorin berdiri dan berjalan mengikuti orang itu. Ia tinggi. Bahunya lebar. Ia terlihat sangat keren dengan headphone hitam yang terkalung di lehernya dan terlihat match dengan jaket hitam dengan garis putih di bahu yang ia kenakan. Untuk sesaat Hyorin mengaguminya. Tapi ia tersadarkan dengan file yang harus ia pelajari.
“tunggu dulu... aku harus mengambil semuanya” Hyorin mencoba melepaskan tangannya yang tercengkeram begitu erat. Tapi tak bisa. Terlalu erat.
“ bodoh. Apa kau ingin mati disana?” tanya lelaki itu.
“tapi itu sangat penting.” Jawab Hyorin lagi.
“sudahlah. Itu tidak lebih penting dari nyawamu. Cepat ikut denganku hujan deras pasti akan segera turun.” Lelaki itu membawa Hyorin ke sebuah cafe.
Lelaki itu mendudukkan Hyorin di kursi yang ada di dekat jendela lalu pergi memesan 2 cangkir latte kepada barista yang berdiri di kasir itu. Setelah itu ia kembali ke tempat duduknya.
“ kau tetap tidak berubah ya. “ kata lelaki itu.
“aku?” Hyorin terbelalak. Lalu melanjutkan pertanyannya. “ aku? Apa maksudmu dengan aku tidak berubah?”
Namun lelaki itu hanya tersenyum lalu berkata dengan sangat tenang. “ ya, kau masih seperti dulu. Apa lagi?”
“seperti dulu? Kau dan aku belum saling mengenal, Kita bahkan baru bertemu kali ini dan kau menarikku meninggalkan barang yang sepenting itu lalu membawaku kesini.” Kata Hyorin marah marah.
Lelaki itu tersenyum “ Yang Yeo Seob imnida” ia menyebutkan namanya.
Hyorin terbelalak. “mwo? Yang Yeo Seob?” tanyanya terkejutdan sedikit berteriak – sedikit?? – . Orang orang di cafe itu melihat ke arah Hyorin. Hyorin menyadari itu. Ia lalu bicara lebih pelan lagi. “ k...kau. yeo seob sunbae???” ia bertanya tanda tidak percaya.
“whoah, kau tidak percaya???” kata Seobie kemudian. Lalu Yeo Seob melanjutkan “terserah kau mau percaya atau tidak. Tapi itu sudah jelas itu namaku. Oke. Hujan kurasa sudah reda. Kau ingin pulang?? Ayo kuantar.”
“oh, oke aku percaya Hyorin imnida, dan kurasa aku memang harus pulang. Tapi tidak perlu diantar” jawab Hyorin.
***
*YEO SEOB POV*
Aku menawarinya untuk mengantarnya pulang. Tapi sayang ia menolak. Hyorin, nama wanita itu. Ia beranjak dari kursi di depanku lalu berjalan keluar. Ia masih sangat cantik. Malah lebih cantik. Ia sama sekali tidak berubah sejak aku kuliah dulu. Tidak salah aku menyukainya dari dulu. Aku baru kembali dari Jerman dan kembali untuk mencari cinta pertamaku itu. Namun, belum sempat kucari aku melihatnya tengah memungut sesuatu di Zebra cross dan hampr tertabrak. Aku senang bisa bertemu dengannya. Aku tak mau menyia – nyiakan kesempatan ini. Meski ia tak mau kuantar. Aku tetap akan mengantarnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengikutinya dari belakang. Jalan ke Halte Bus cukup jauh juga. Aku berjalan di belakangnya tanpa ia mengetahui keberadaanku. Halte sudah terlihat tapi masih cukup jauh. Langit gelap lagi. sepertinya buruk. Aku melihat sebuah mini market lalu memutuskan membeli sebuah payung. Benar saja saat aku keluar dari mi ni market hujan turun dengan derasnya. Pikiranku melayang pada Hyorin. Aku segera berlari ke arah halte bis. Ah, dia sudah dekat dengan halte bus. Kulihat Hyorin berlarian ke Halte. Aku pun mengejarnya. Dari belakang kupayungi dia. Wajahnya menoleh kepadaku. Sangat manis. Aku tersenyum kepadanya. Lalu mengajaknya segera berjalan kembali.
*HYORIN POV*
Sial hujan lagi. kali ini lebih deras. Halte sudah cukup dekat. Aku berlarian kesana. Saat aku hampir sampai seseorang memayungiku dari belakang. Aku menoleh. Kulihat Yeoseob Sunbae ada disana. Ia yang memayungiku.
“Sunbae, kau kenapa disini? Kau mengikutiku ya?” tanyaku padanya.
Ia hanya tersenyum lalu berkata.
“ayo jalan” katanya.
Kami lalu berjalan ke halte. Tapi percuma juga aku dipayungi. Bajuku sudah basah kuyub.
*HYORIN POV END*
Sebuah mobil hitam berhenti di dekat halte bus. Yeoseob melangkah menuju mobilitu Hyorin terlihat sangat tidak peduli.
“Hyorin, hei itu namamu kan?” Yeo Sob memanggil hyorin yang tengah berdiri di halte. Sontak Hyorin menoleh. “na??” jarinya menunjuk dirinya sendiri. “iya kau” kata Yeo Seob meyankinkan “ ayo pulang. Ayo ikut aku” lanjut Yeo Seob. Hyorin melangkah maju. “tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri.” Kata Hyorin lagi.
“Hujan – hujan begini?” kata Yeo Seob lagi. lalu ia melanjutkan “sudah cepat masuk.” Yeo Seob menarik Hyorin agar masuk ke mobil lalu menutup pintunya. Ia juga naik mobil di tempat duduk bagian depan. Hyo Rin tidak berontak ia mau saja masuk ke mobil. Sopir yang duduk di sebelah Yeo Seob itu. Di tengah perjalanan Hyorin bertanya pada Yeo Seob
“ Kau tadi kan tidak bawa mobil?”
Yeo Seob menoleh ke belakang lalu bicara “ rencananya begitu. Karena mau jalan – jalan nyari objec foto yang bagus tapi kau lihat sendiri hujan deras di luar. Tdak memungkinkan buat hunting ,jadi aku menelepon Supir Kang untuk menjemput di halte.” Ia lalu tersenyum manis. Sangat manis.
Hyorin mengangguk tanda mengerti. Lalu bertanya lagi.
“kau suka menjadi fotografer ya?”
“begitulah aku senang bisa mengabadikan dunia yang begitu indah ini.” Jawab Yeo Seob kemudian.
“benarkah? Apa kau selalu memfoto objek yang ada di depanmu?” Hyorin kembali bertanya.
“tidak juga, tidak semuanya” jawab Yeo Seob singkat.
“kenapa? Kau bilang suka mengabadikan dunia ini?” Hyorin tak henti – hentinya bertanya.
“aku hanya mefoto yang ku inginkan. Sesuatu yang aku sukai.” Jawabnya lagi
Bla.... bla... bla...
Hyorin dan Yeo Seob mendadak menjadi akrab. Mereka saling bertanya sau sama lain. Menanyakan banyak hal. Menanyakan hal kesukaan masing – masing dan juga mengobrol yan lain.
“ah , kita hampir sampai” kata yeo Seob mengalihkan pembicaraan.
“ sudah sampai?” Hyorin membatin.
Mereka memang melewati jalan menuju rumah Hyorin jadi ia tenang saja. Tapi, saat sampai di sebuah perempatan mobil itu membelok ke kanan menuju perumahan elite.
“ ini bukan menuju rumahku. Kau seharusnya lurus saja” Hyorin kaget.
“benarkah? Maaf , tadi kau tak memberi tahu kami. Ini sudah terlanjur. Mampirlah kerumahku dulu.” Tawar Yeo Seob
“tapi aku harus segera menyelesaikan tugasku untuk besok. Ini file....” ucapan Hyorin terhenti. Ia tersadar Ia kehilangan file itu. Ia mencari – cari di tasnya. Tidak ada. Tidak! Hyorin benar – benar kehilangan file penting itu. Muka Hyorin terlihat akan menangis tapi ia menahannya. Mobil itu memasuki sebuah pekarangan yang luas. Sebuah rumah bercat putih berdiri sangat elegan. Di depan rumah mewah itu ada sebuah kolam air mancur yang sangat indah. Mobil itu berhenti di depan pintu.. Yeo Seob keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Hyorin.
“ ayo masuk.” Ajak Yeo Seob kemudian.
Dengan muka tertunduk ia menuruti saja apa kata Yeo Seob. Mereka masuk ke dalam rumah.
“ duduklah. kau mau minum apa?” tanya yeo seob
“terserah kau saja” Jawab Hyorin. Ia tak terlihat senang. Ia masih sangat sedih dengan file itu.
“ kau masih sangat sedih? Tenang itu pasti bisa ditasi. File itu bisa kita temukan.” Kata yeo Seob menenangkan Hyorin.
Entah kenapa hati Hyorin menjadi lebih tenang dengan nasihet Yeo Seob. Hatinya begitu lega mendengarnya. Ia merasa Yeo Seob adalah orang yang sangat hangat. Saat ia kuliah dulu ia tidak terlalu memperhatikan Yeo Seob . jadi ia tak pernah tahu kalau Yeo Seob adalah orang yang begitu hangat dan baik. Ia melihat Yeo Seob melangkah ke dapur. Hyorin melihat sekeliling rumah. Rumah begitu besar tapi kenapa tidak sepi sekali? Batin Hyorin. Ia melihat sebuah foto terpajang di meja dekat sofa di ruang tamu. Ia beranjak dari tempat duduknya dan mendekati foto itu. Seorang anak laki – laki yang masih kecil tersenyum dengan manisnya kearah kamera dan disebelahnya juga ada seorang wanita yang juga tersenyum sangat cantik. Yeo Seob datang mendekati Hyorin . ia mengulurkan tangannya dan memberikan sebuah handuk.
“ keringkan dulu tubuhmu. Jika tidak kau bisa sakit.” Kata Yeo Seob.
Hyorin meraih handuk itu.
“ Kamar Mandi ada di atas dekat lemari besar disana kau bisa memakainya.” Kata Yeo Seob. Ia mempersilakan Hyorin untuk naik. Sementara itu ia masuk ke kamarnya dan mengganti baju. Ia juga mengambil sebuah kaus lalu meletakkannya di kasur. Ia tahu baju Hyorin sudah sangat basah. Hyorin keluar dari kamar mandi. Masih mengeringkan rambutnya dan masih memakai baju yang basah itu.
“ Hyorin,” panggil Yeo Seob. “ bajumu terlalu basah. Aku takut kau akan sakit nanti. Kau bisa ganti dengan bajuku. Sudah kusiapkan di kamar.” Kata Yeo Seob melanjutkan . “ ne , gomawo. Tapi...” jawan hyorin. “ sudahlah. Pakai saja. Itu masih baru. Tak perlu khawatir.” Ucap Yeo Seob meyakinkannya. Hyorin mengangguk. Yeo Seob turun ke lantai pertama. Hyorin masuk ke kamar Yeo Seob lalu mengganti baju.
Kedodoran , itulah kata yang pas menggambarkan baju yang sekarang dipakai Hyorin. Jelas saja karena ukuran tubuh Yeosob lebih besar. Sudah sangat terlihat. Yeo seob juga lebih tinggi. Hyorin keluar kamar lalu turun. ia melihat Yeo Seob yang duduk termangu memandangi sebuah foto. Hyorin lalu mendekatinya. “hai. Terima kasih ya” kata Hyorin
Yeo Seob menyadai kedatangan Hyorin lalu menoleh padanya dan berkata.
“eh, kau sudah selesai?” . Hyorin mengangguk. Aneh rasanya. Hyorin tak merasa canggung lagi dengan Yeo Seob. “ itu foto siapa?” tanya Hyorin kemudian ia duduk tidak jauh dari Yeo Seob. “ oh, dia ibuku.” Kata Yeo Seob. “cantik. Sekarang dia ada dimana? Kenapa sepertinya dia tak disini? Rumah begini besar tapi sangat sepi.” tanya Hyorin lagi. anak ini benar – benar orang yang selalu penasaran. Yeo Seob hanya tersenyum dan berkata “ dia, bercerai dari ayahku dan sekarang tinggal di luar negeri. Aku tinggal sediri disini” ka Yeo Seob menjelaskan. Hyorin merasa bersalah atas pertanyaannya tadi. “ maaf” kata Hyorin smbil menundukkan mukanya. “ sudahlah. Kau tak perlu seperti itu. Ini memang kenyataan. “ Yeo Seob berkata dengan lembut. “ kau belum makan malam kan? Ayo kita makan diluar saja” tawar Yeoseob.
“oppa, kau akan mengajakku makan diluar dengan pakaian yang kedodoran seperti ini?” Hyorin menyeringai. “kurasa lebih baik makan dirumah. Kau punya apa?” lanjut Hyorin. Yeo Seob merasa kebingungan. “ lihat saja sendiri di kulkas” kata Yeo Seob. Hyorin melangkah ke dapur yang tak jauh dari ruang tamu lalu membuka kulkas disana. Hanya ada buah dan sedikit sayur. Tak ada yang bisa dibuat lauk. “ hanya ada ini?” kata Hyorin. Yeo Seob yang berdiri di samping kulkas tertawa. “ ya hanya itu. Karena aku jarang makan dirumah. Aku tak begitu pintar memasak.” Jawab Yeo Seob.
“ kalau begitu, bantu aku membeli sesuatu di supermarket.aku bisa meminjam ponselmu”. Yeo Seob mengambil ponsel disakunya lalu ia berikan kepada Hyorin. Hyorin mengetikkan sesuatu di ponsel Yeo Seob. Sesuatu berdering di tas Hyorin.
“ini nomorku. Sekarang pergilah ke Supermarket.” Kata Hyorin sambil memberikan Ponsel Yeo Seob kepada pemiliknya.
“aku?” Yeo Seob keheranan.
“ iya kau” Hyorin meyakinkan.
“kenapa harus aku?” tanya Yeo Seob yang masih keheranan.
“ sudah kubilang tadi aku malu keluar dengan baju seperti ini. Hahaha” kata- kata Hyorin ini membuat Yeo Seob menurut saja
“ya, baiklah tapi, apa yang harus kubeli? Kau bahkan tidak memberikanku daftar belanja” omel Yeo Seob.
“ ah, pergilah. Aku akan mengirimkannya setelah ini” Hyorin menyuruh Yeo Seob untuk pergi. Sementara ia mengambil ponselnya.
Yeo Seob sampai di supermarket. Tapi ia bingung harus membeli apa. Ia mendorong troli yang masih kosong itu lalu mengirim pesan pada Hyorin.
*Yeo Seob POV*
Apa yang akan aku beli disini? Gumam yeo Seob dalam hati. Aku sudah berjalan kesana – kemari. Troli ini masih kosong. Tapi Hyorin tak juga mengirimkan daftar belanja. Beberapa pramuniaga disana memandangiku yang dari tadi mendorong troli kosong. Akhirnya kuputuskan mengambil sebugkus roto, susu, juga kopi yang sebenarnya tak begitu kubutuhkan karena aku masih memiliki persediaan dirumah. Menyebalkan sekali menunggu SMS dari Hyorin aku lalu meneleponnya.
“yoboseyo?” suara Hyorin terdengar dari seberang sana.
“ah~ kau ini. Menyuruhku belanja. Tapi kau tak mengirimkan daftar belanjaannya juga.” Aku sedikit berteriak.
“maaf. Maaf. Baru saja aku akan mengirimkannya.” Suara Hyorin terdengar sangat lembut di telepon.
“ sudahlah tak perlu. Bicara disini saja” kataku kemudian.
*Yeo Seob POV end*
*Hyorin POV*
Dudidudidam... syalala. Biga eoneun nalen naneun chajawa...
Brrr...brrr... siapa sih ganggu aja. Lagi asik motong sayur juga. Aku mengambil ponselku yang tergeletak tak jauhh dariku.
“yoboseyo?” aku menjawab telepon itu.
Yeo Seob marah – marah rupanya. Aku lupa mengiriminya daftar belanja. Tapi, ku bilang saja tadi aku akan mengirimnya. Hehehe. Aku memberi tahu dia tentang apa saja yang ia beli.
Beberapa saat kemudian dia sudah pulang ke rumah.
*HYORIN POV END*
Terdengar suara pintu tertutup. Rupanya Yeo Seob sudah pulang. “eh kau sudah pulang.” Kata Hyorin. “sini belanjaannya” Hyorin mengambil belanjaan yang ada di tangan Yeo Seob
“ eh ini berat. Biar aku yang bawa ke dapur” Yeo Seob mengambilnya lagi dari tangan Hyorin. Mereka berdua berjalan kedapur. Hyorin segera memulai memasak. Ia mengambil ini dan itu. Sementara itu Yeo Seob duduk dekat dengan meja kerja. Yeo Seob terus saja memandangi Hyorin yang sedang asyik memasak itu.
“ apa aku tidak perlu membantu?” tawar yeo seob.
“ harusnya dari tadi kau bilang itu. Ka harusnya membantuku. Sekarang sudah hampir selesai.” Kata Hyorin kemudian membuka tutup panci.
“ah ~ supnya sudah matang. Yeo Seob sunbae. Bisa tolong bawakan ini ke meja makan?” Kata Hyorin setelah sup itu ia tuangkan ke mangkuk saji.
“ ah baiklah.” Yeo seob mengambil sup itu lalu membawanya ke meja makan. Hyorin juga membawa beberapa makanan.
“sudah selesai. Saatnya makan” Hata hyorin sambil menepuk – nepukkan tangannya. “ silakan tuan” lanjut Hyorin. Ia mempersilakan Yeo seob untuk duduk dan menikmati makanan itu.
Yeo Seob belum duduk juga. Tapi malah menyeret sebuah kursi dan berkata “hei ayolah, kau kenapa seperti itu, biasa saja. Kau juga harus makan.” Kata Yeo Seob kemudian
“ ah~ baiklah. Aku akan duduk” Hyorin lalu duduk di hadapan Yeo Seob.
“ hem enak. Sangat enak. Ini. Kau harus makan ini.” Yeeoseob memberikan sedikit kimchi ke mangkuk Hyorin. “ ini juga” ia lalu meletakkan potongan daging sapi ke mangkuk Hyorin lagi.
“sunbae. Sudah. Cukup, aku tak bisa memakan semuanya. Perutku hampir penuh.” Kata Hyorin kemudian.
“ tapi ini benar –benar enak” rajuk yeo Seob.
Mereka menikmati makan malam itu. Ini adalah pengalaman yang tak bisa dilupakan oleh Yeo Seob. Ia sangat bahagia malam itu.
Setelah mereka usai merapikan meja makan, Yeo Seob mengantar Hyorin pulang ke rumah.
To be continued.....
eittt tunggu dulu.. jangan lupa comentnya ya...
makasih udah baca
nantikan chapter selanjutnya
Title: On The Raining DaysAuthor: Arumly/Kim Ji RinCast: - Ø Hyorin Sistar
- Ø Yang yeo seob B2ST
Genre : RomanceRated : PG 15Legth : ChapteredDisclimer :FF ini MURNI hasil kerja keras author...author berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.Jadi tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment apapun yang kalian mau.Gomawoyo ◠◡◠ ◜◡◝ ...
udah ah g mau banyak cing cong lagi.Let's Get it Started
TO THE ONE WHO ALWAYS WITH ME WHEN RAIN.... WHO SHOW ME HOW BEAUTIFUL RAINING DAYS.... WHO GIVE ME ANY SMILE WHEN RAIN...
PROLOG Hujan saat itu , kau ada bersamakau. Kau sudah merubahku. Benar – benar merubahku. Semua bermula saat hujan dan berakhir saat hujan. Hujan adalah saksi kita. Aku melihat wajhmu di titik hujan yang jatuh ke wajahku. Begitu banyak. Begitu segar. Banyak yang kita lakukan saat hujan. Meski begitu. Kasih kita takkan luntur terbawa air hujan karena akan selalu melekat dihatiku.
All happen ON THE RAINING DAYS
Tunggu kisahnya ya.... bentar lagi rilis kok *sok #plakkkk
[Fan Fiction] On The Raining Days (just preview for prolog)
Full View
Label:
b2st,
Beast,
fan fiction,
FF,
hyorin,
on the raining days,
sistar,
Yeo Seob
Title: On The Raining Days
Author: Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
- Ø Hyorin Sistar
- Ø Yang yeo seob B2ST
Genre : Romance
Rated : PG 15
Legth : Chaptered
Disclimer :
FF ini MURNI hasil kerja keras author...
author berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment apapun yang kalian mau.
Gomawoyo ◠◡◠ ◜◡◝ ...
udah ah g mau banyak cing cong lagi.
Let's Get it Started
TO THE ONE WHO ALWAYS WITH ME WHEN RAIN....
WHO SHOW ME HOW BEAUTIFUL RAINING DAYS....
WHO GIVE ME ANY SMILE WHEN RAIN...
PROLOG
Hujan saat itu , kau ada bersamakau. Kau sudah merubahku. Benar – benar merubahku. Semua bermula saat hujan dan berakhir saat hujan.
Hujan adalah saksi kita. Aku melihat wajhmu di titik hujan yang jatuh ke wajahku. Begitu banyak. Begitu segar. Banyak yang kita lakukan saat hujan.
Meski begitu. Kasih kita takkan luntur terbawa air hujan karena akan selalu melekat dihatiku.
All happen ON THE RAINING DAYS
Tunggu kisahnya ya.... bentar lagi rilis kok *sok #plakkkk