Title: On The Raining Days
Author:
Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø Hyorin
Sistar
Ø Yang Yeo
Seob B2ST
Other
cast:
Ø Soyu
Sistar
Ø Park Yoo
Chun JYJ
Genre :
Romance
Rated :
PG 15
Legth : One
shoot
Disclimer
:
FF ini
murni hasil kerja keras author...
author
berhari nyari wangsit. Capek juga mondar mandir tiap kali dapat ide langsung
masuk kamar. Capek juga memikirkan kata – kata yang harus dikeluarkan.
Jadi
tolong ya kalo mau ngopy ijin dulu terus dikasih credit source. Ku harap kalian
mengerti dan mau menghargai karyaku. Jangan Cuma jadi Silent reader. Kritik dan
saran sangat aku butuhkan buat karya – karya selanjutnya. Silahkan coment
apapun yang kalian mau.
Gomawoyo
◠◡◠ ◜◡◝ ...
CHAPTER
3
* Hyo
Rin POV *
Mwo?
Yang Yeo Seob sunbae itu adalah pewaris perusahaan?. Ah, andwae. solma[1].
Kejadian tadi itu benar – benar membuatkuhampir mati terkejut. Dia tak pernah
mengatakannya. Bahkan saat kita cukup dekat saat SMA dulu. Belum pernah
sekalipun.
Aku menjatuhkan tubuhku ke sofa
setibaku di rumah. Aku tinggal di rumah di daerah Gwang-do bersama ibuku. Aku
harus naik kereta bawah tanah untuk pulang dari kantor. Meski kadang – kadang
aku naik bis. Rumahku tak terlalu besar. Cukup untuk ditempati 2 orang. Ada 2
kamar, 2 kamar mandi, dapur yang selalu bersih karena ibuku. Kamarku juga
sangat nyaman. Ibu yang membantuku untuk mengaturnya. Ibuku sedang tidak ada di
rumah malam ini. Ia mengunjungi nenek dan kakek di Busan dan mungkin akan
pulang besok. Aku tiduran di sofa dan memejamkan mataku sebentar.
Ponselku tiba - tiba berdering. Aku dengan sangat
malas mencoba meraih ponselku. Posisiku masih tiduran di sofa.
“ ne, yeoboseyo” kataku setelah mendapatkan
ponselku lalu menemelkannya ke telinga.
Tak ada jawaban. Tak ada suara
“ ini kenapa?” gumamku
Aku memindahkan ponselku. Kulihat layar ponsel,
tertera sebuah pesan telah masuk. Ah, bodoh. Ini pesan bukan telepon. Aku
terlalu lelah sampai tidak bisa membedakan bunyi telepon masuk dengan pesan
masuk. Begoooooo....
Aku ingin bertemu denganmu sekarang. Aku ada di Restoran Purple
Bean
- Yeo Seob -
Aku
mengerang. Apa maksudnya ini? Apa lagi? aku tidak ada waktu sekarang. Aku ingin
istirahat setelah pekerjaan dan mendengar gosip – gosip menyebalkan tenteangku
di kantor tadi. Aku tidak meu ada staf yang tiba – tiba melihatku dengannya
atau aku akan menjadi bulan – bulanan mereka besok. Aku menolak permintaanya. Aku
malas.
*Hyorin POV end*
Sebuah pesan masuk. Namun, Hyorin yang masih lelah itu mengira itu
adalah panggilan telepon. Setelah menyadari bahwa itu bukanlah telepon, ia
melihat ponselnya lalu membaca pesan itu. Sebuah pesan dari Yeo Seob. Ah, dia
terlalu malas untuk bertemu dengan Yeo Seob. Ini sudah ,malam. Untuk apa dia
mengajak bertemu.
Hyorin
tak membalas pesan dari Yeo Seob. Ia beranjak dari sofa lalu ia pergi mandi.
Sementara itu, Yeo Seob menantinya di Restoran yang telah ia beritahukan pada
Hyo Rin tadi. Sebenarnya ia ingin menjelaskan kejadian tadi kepada Hyo Rin agar
ia tidak salah paham. Tapi, mungkin terlambat. Hyo Rin tak kunjung datang. Yeo
Seob berpikir bahwa Hyo Rin sudah salah paham dan tidak ingin bertemu dengannya
lagi. Tapi, tidak mungkin wanita seperti dia berubah begitu saja. Yeo Seob
tetap menantinya di cafe itu. Malam semakin larut. Tapi Hyo Rin masih belum
datang juga dan Yeo Seob masih setia
menunggunya. Seorang pelayan datang mengahampiri Yeo Seob dan mengatakan
restoran itu akan segera tutup. Terpaksa ia harus pergi meninggalkan tempat
itu. Oke, kali ini ia mengalah dan pergi dari sana. Ia memutuskan untuk
menjelaskannya besok saja.
***
Pagi
sudah menyingsing. Kali ini Hyorin bangun lebih pagi. Ia merasa sangat nyaman
bisa menikmati tidur lelapnya semalam. Kejadian kemarin itu benar – benar membuatnya
lelah setengah mati. Hari ini adalah hari minggu. Saatnya untuk menikmati
suasana santai di rumah. Bermalas – malasan sebentar mungkin. Hyorin duduk di
kasurnya. Ia akan bersiap untuk bangkit lalu rencananya akan segera mandi. Tapi
semua itu tertunda. Dering ponsel Hyorin yang menundanya. Tanpa melihat siapa
yang meneleponnya Hyorin mengangkat saja. Mungkin karena baru bangun tidur dan
moodnya sedang baik.
“ yoboseyo?” ucapnya.
“ ini aku. Yang Yeo Seob” terdengar suara laki –
laki yang tidak asing lagi bagi Hyorin.
“ oh, kau. Ada apa?” ia mengernyitkan dahinya. Mudah
– mudahan laki – laki itu tidak mengajaknya bertemu.
***
Yeo Seob meraih ponselnya. Semalaman ia
tak bisa tidur memikirkan gadis itu. Ia mengharapkan semoga dia tidak salah
paham atas kejadian kemarin itu. Memang rasanya tidak mungkin untuk gadis itu tidak salah paham padanya. Ia tiba –tiba datang
dengan identitas calon pewaris perusahaan. Sementara sebelumnya mereka bertemu
dan Yeo Seob tak terlihat seperti itu. Yeo Seob duduk di kursi meja kerjanya. Ia
meraih ponselnya. Menekan beberapa nomor lalu menempelkannya ke telinga.
“
yoboseyo?” ya. Gadis itu menjawab teleponnya. Syukurlah. Mungkin dia sudah
lebih baik dari semalam.
“
ini aku Yeo Seob” jawabnya kemudian.
“ Oh, kau ada apa?” gadis itu
menjawab dengan malas.
“ soal kemarin. Kuharap kau tidak
salah paham. Aku hanya ingin berteman denganmu sebagai Yang Yeo Seob. bukan sebagai
calon pewaris perusahaan.” Katanya mencoba menjelaskan.
“ aku rasa kita harus bertemu”
lanjutnya.
“ tidak perlu. Aku tidak bisa hari
ini. Lagi pula aku tidak peduli semua itu. Aku tidak peduli” Seon Yeo kembali
berkata dan sedikit menekankan pada kata – kata aku tidak peduli.
Sambungan telepon terputus. Yeo Seob
yang tadi menelepon Seon Yo sambil berjalan keluar kamar dan berjalan ke ruang
tengah menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ya, kau hebat Yeo Seob. Kau membuatnya
begitu marah. Kau hebat.
Yeo Seob memutuskan untuk
mengahampiri Hyorin ke rumahnya.
coment is so important
Posting Komentar
coment yaaaa
sebelum coment di postkan pilih profile dulu di bawah kotak komentar
( coment please, before you post your coment, choose the profile first )