Share/Bookmark

[FF] Like An Angel Author: Kim Ji Rin Chapter 1-2


Like An Angel
           
Title:  Like An Angel
Author: Arumly/Kim Ji Rin
Cast:
Ø  Kim Jae Joong as Himself
Ø  YOU as Cho Seon Yo (OC)
Ø  Kim Jae Jun as Jae Joong  Dongsaeng (OC)
Ø  Jung Il Woo as Seon Yo ex- boyfriend
Ø  Jessica Jung as Jae Joong ex- girlfriend
Ø  Jang Geun Seok as Cho Seon Yo’s older Brother
Ø  Member DBSK
Genre : tragedy at firstly then Romance
Rated : teenage
Disclimer :
Aku selaku author bukanlah orang yang mengontrak pemeran disini. Tapi, aku membuat ini untuk mereka. mereka yang memberikan banyak inspirasi.
Gomawo oppa, gomawo unni.
Ah~ matta. Selama menulis FF ini aku ditemani alunan musik yang indah dan suara – suara merdu dari member DBSK dan JYJ. Gomawo buat In Heaven sama Don’t Cry My lover nya.
            FF ini setting waktunya ceritanya kalo JYJ g pernah keluar dari SMent. Yah, hehe. Anggap aja mereka masih di management itu.
            Juga makasih buat Lia Indra buat novelnya yang menginspirasi. #kiss bye muach haha
            Oh iya nih FF dibuat saat ngebaca lyric Jae Joong I’ll Protect you. Bebeh BooJae hebat. Liriknya menyentuh. Tapi maaf kalo FF ini kurang menyentuh jiwa. #bow
PROLOG

         
          Kehilangan orang yang kami cintai sungguh menyakitkan. Seketika hidup kami berubah saat itu. Setiap hari hanya ada rasa sakit yang menyayat hati.
            Tapi saat kami berdua saling bertemu, semuanya berubah lagi. Seperti musim semi yang datang setelah gelap dan dinginnya musim dingin. Perlahan rasa sakit itu sirna tergantikan dengan tumbuhnya perasaan saling mencintai diantara kami.
            Makin lama makin menghijau. Membuat kami selalu ingin menjaga satu – sama lain.



Chapter 1

           
            Kim Jae Joong tertunduk menangis di depan foto kekasihnya. Ia menangis begitu sendu. Saat itu hujan juga turun. seperti langit tahu apa yang ia rasakan saat itu. Jae Joong sangat terpukul dengan kematian kekasihnya. Selama ini wanita itu tak pernah menceritakan penyakit itu kepadanya. Ia merasa hanya menjadi orang yang bodoh. Ia merasa selama ini ia menjadi kekasih yang tak berguna. Ia tak bisa menjaga wanita yang ia cintai itu. Perasaan Jae Joong sangat terpukul. Begitu hancur.
            Bunga mawar dan rangkaian bunga banyak terpasang di depan rumah duka. Begitu banyak orang yang datang tapi Jae Joong tak peduli. Ia hanya ingin bersama kekasihnya saat itu. Ia berharap ini bukanlah sebuah kunjungan pemakaman. Tapi sebuah kunjungan perkawinannya yang tepat jatuh pada hari itu juga. Seharusnya sekarang ia ada di altar bersama calon istrinya dan mengucapkan janji setianya. Namun, tuhan berkehendak lain. Calon istrinya kini telah terbujur tak bernyawa tepat dihari yeng mereka nantikan sebagai hari bahagia.
Pagi tadi, saat Jae Joong akan mengantarkan cincin perkawinannya. Ia mendapati wanita yang akan ia nikahi sudah tak bernyawa.
Seseorang menepuk pundak Jae Joong. Membuayarkan ia dari lamunannya.
“Hyung~” katanya.
Rupanya itu adalah adiknya yaitu Kim Jae Jun.
Ia menyodorkan sebuah buku dengan aksen pita yang lucu, dan sebuah buku lagi, ah bukan  itu tidak terlihat seperti sebuah buku tapi sejenis yang bermotif senada dengan buku berpita tadi. Jae Joong menoleh lalu bertanya.
ige mwoya[1]?” tanyanya
“ ini, buku harian Jessica noona, dan album foto kesayangannya. Untukmu hyung ,” katanya.
“untukku?” Jae joong lalu mengambil kedua benda itu dari tangan Jae Jun . Ia beranjak dari tempat itu. Berjalan lunglai ke taman belakang rumah duka.
           Sampai di taman ia duduk di bangku yang memang sudah ada disana lalu perlahan membuka buku – buku itu. Ia memilih untuk membuka buku yang tidak mirip buku itu. Itu adalah sebuah album foto. Lembar demi lembar ia membuka album foto itu. Komentar – komentar lucu tertulis di sekitar foto yang terpampang disana. Seperti foto yang mereka ambil saat pergi ke taman bermain. Di foto itu terlihat Jae Joong yang memakai bando kelinci berwarna pink dan berfoto bersama Jessica. Sebuah komentar tertulis disana.

aigoo~ neomu Kyeopda uri Joongie.  ㅋㅋ. Bagaimana aku bisa punya kelinci seimut ini? Ah ani, kenapa dia bisa begini imut dan tampan?? Kelinci lucu ini tak boleh pergi”
Ia membuka lembar berikutnya. Masih di taman bermain. Terlihat di foto itu Jae Joong yang sedang membungkuk karena sedikit mual dan lagi, sebuah komentar tertulis.
“ omo~ uri Bojae. Kwaenchana. Maaf memaksamu pergi. Aku rasa kau benar – benar sedang tidak enak badan”

            Jae Joong melanjutkan petualangannya menyusuri album foto ini. Kali ini berbeda. Sebuah foto diambil saat ia sedang tidur lelap di ruang latihan. Sepertinya saat mempersiapkan konser tunggal bersama grupnya. Ia belum pernah melihat foto itu. Ini kali pertama ia melihatnya. Tapi kapan dia memfotonya dalam pose seperti ini? Aku tak pernah tahu dia melakukan ini juga, gumamnya heran di dalam hati. Ada beberapa foto yang hampir sama di halaman itu dan sebuah foto dengan sekeranjang minuman suplemen yang selalu diberikan Jessica kepadanya. Kali ini komentarnya cukup panjang.

Aigoo~ kau hebat. Kau seorang yang hebat. Bagaimana aku bisa menjadi milikmu huh? Aku yakin kalau fangirlmu tahu mereka akan marah – marah.
Ahaha. Bahkan saat tidur pun kau sangat mempesona. Mereka mengidolakan orang yang tepat. Pantas saja fangirlmu begitu terpesona saat baru melihatmu. Aku sangat mengagumimu oppa. Haruskah aku ikut ke semua acara fan signingmu? ㅋㅋㅋ. Tapi, maaf aku tak bisa melakukannya. Tubuhku tak pernah mengijinkan itu. Oppa, jaga kesehatanmu, ok!! Jangan terlalu lelah seperti itu. Tidurlah di tempat yang nyaman. Jangan buat dirimu menjadi buruk. Itu sangat tidak baik. Jangan suka minum terlaalu banyak. Kesehatanmu akan terganggu nanti. Aku mengirimkan beberapa botol minuman penuh gizi ini. Minum secara teratur ya! Entah sampai kapan aku bisa terus melanjutkan ini. Hidupku takkan lama. Jangan pernah lupa untuk terus memperhatikan kesehatanmu. Makanlah dengan baik.”

            Jae Joong tak pernah menyangka ini akan terjadi. Ia menitikkan air matanya. Ia kembali membuka halaman album itu. Itu adalah halaman terakhir yang berisi foto. Tak ada foto lagi dihalaman selanjutnya. Di halaman terakhir itu, sebuah foto wanita yang pucat, mengenakan pakaian rumah sakit, menutup mukanya dengan masker, dan menutup kepalanya dengan topi. Di bawahnya ada sebuah komentar.
“ kau mungkin tidak akan mengenaliku dengan penampilanku yang seperti ini”
tidak, aku sangat mengenalimu,gumam Jae Joong.
“ ini saat aku harus menjalani pengobatan di Jerman. Saat itu dia , uri Boojae sedang mengadakan konser tunggal dengan grupnya. Saat aku ingin pergi menonton tiba – tiba kepalaku sangat berat dan semua menjadi gelap. Dokter bilang tak ada yang bisa dilakukan lagi. Penyakitku sudah terlalu parah.Aku sebenarnya terpukul mendengar berita itu. Aku teringat padamu. Bagaimana denganmu nanti? Tapi, Aku tidak boleh memperlihatkannya saat aku masih hidup. Aku tidak mau kau khawatir. Itu hanya akan mengganggu pekerjaanmu. Kau tahu, sangat menyedihkan harus hidup seperti ini. Tapi ada orang yang pernah mengatakan. Hadapi, dengan senang hati meski itu  sulit untuk diterima, jangan menangis sayangki. Terima kasih sudah mengatakan itu padaku.
Oppa, cepat cari wanita yang bisa menjagamu. Cari yang bisa membuatmu selalu senang  dan tentu saja yang sehat. Aku sengaja mengosongkan halaman – halaman belakang. Ku harap, setelah kau menemukan wanita itu, kau akan menaruh foto kalian berdua disini. Foto keluarga kecil kalian disini. Hiduplah dengan bahagia. Ingat! Jangan sering membuat yang lain khawatir , ok!.... Annyeong:”

            Kali ini ia mengambil buku harian yang di ikat dengan sebuah pita berwarna merah yang cantik. Ia membolah balikkan lembar demi lembar buku itu. Tapi langkahnya terhenti saat ia melihat sebuah foto tertempel si salah satu halaman. Oh, itu foto mereka saat pergi ke karaoke. Ia lalu membaca catatan harian yang ada di halaman selanjutnya.

31 Desember 2010
            Sangat menyenangkan di malam tahun baru yang dingin ini, aku diselimuti kehangatan yang begitu menenangkan hati. Aku, dan namja chinguku – BooJae- pergi jalan – jalan bersama. Menghabiskan waktu bersamanya sangatlah menyenangkan. Tapi semua itu membuatku sedikit melupakan penyakitku. Tanpa  kusadar tubuhku ini sudah lelah. Aku tak merasakannya mungkin karena perasaanku yang terlampau bahagia ini. Jalan – jalan di Hongdae dan Myeong dong bersamanya benar – benar menyenangkan.   Tapi saat sedang bernyanyi bersama di karaoke darahku keluar lagi. kali ini aku mimisan lagi. huh? Sungguh tidak bisa dipercaya. Kenapa keluar disaat aku bersamanya?. Aku kan jadi harus berbohong. Berpura – pura pergi ke kamar mandi untuk membersihkannya. Lalu kembali seperti tak terjadi apapun. Aku tak pintar ber acting. Kuharap dia tidak akan mencurigai penyakitku. Oh iya, namja chinguku sangat hebat . Ia menyanyikan lagu – lagu itu dengan sangat indah. Ah~ benar – benar menyenangkan. Ia benar – benar seperti seorang penyanyi. Ani, dia memang seorang penyanyi terkenal. Suaranya seperti seorang malaikat. Tetaplah seperti itu. Hiduplah dengan baik.  Selamat tinggal oppa. ”

            Beberapa lembar berikutnya ia menemukan tulusan yang terpatri di kertas diary yang kucel karena air mata.

1 April  2011

April MOP segera datang yeeeay. Aku ingin sekali melakukan sesuatu untuknya. Tapi, dia sedang ada konser di luar negeri. Dia terlalu sibuk sekarang. Aku juga sedang berobat di luar negeri. Aku ada di Jerman lagi. Tapi percuma, dokter sudah menyerah. Aku akhirnya dirawat beberapa hari lalu pulang ke Korea. Wah, Boojaeku belum pulang. Kurasa aku sedikit lega. Setidaknya kali ini aku tidak perlu berbohong lagi kalau dia ingin mengajakku keluar. Sekarang dia sedang ada tour dunia. Aku ingin bertemu dengannya saat ia pulang dari tournya nanti. Tapi, aku menyuruhnya tidak datang saat baru pulang. Karena kami akan menikah setelah itu. Seminggu setelah itu. Aku memintanya jangan menemuiku sampai saat pernikahan datang. tapi apakah aku masih hidup?? Tiap hari tubuhku makin lemah saja. Selamat tinggal , oppa.”

            Jae Joong tak bisa menahan tangisnya lagi. tapi ia tetap membuka – buka buku harian itu. Di setiap akhir catatan tertulis kalimat ‘selamat tinggal , oppa’. Seperti gadis itu tahu kapan ia akan meninggal.

*Jae joong POV*     
Aisshh~ neoga baboya. Batin ku. Kenapa kau pegi secepat ini?? Kau bahkan tak membiarkanku menjagamu dari penyakitmu itu. Dasar bodoh. Bagaimana aku tidak menangis??. Bagaimana kau bahagia? Aku membiarkanku jatuh begitu keras disini.



*Jae Joong POV end*
            Semenjak kepergian Jessica, Jae Jong berubah menjadi orang yang sedikit pendiam dari sebelumnya. Ia hanya bicara apa adanya. Ia jadi seorang yang suka minum. Kali ini minum lebih banyak dari sebelumnya. Tiap hari peringatan kematian jessica ia selalu pergi ke pantai tempat abu Jessica ditebarkan. Ia terus mengenang kekasihnya itu.



Chapter 2
           
           
Ini tahun ke tiga setelah Jessica pergi. Tidak seperti biasa , bukannya langsung ke pantai menebarkan bunga untuk Jessica ia justru pergi ke kedai yang menjual Soju.
“Ajuma, aku ingin satu botol soju” katanya kepada bibi yang berjualan di kedai kecil itu.
            Tak berapa lama kemudian soju yang ia pesan datang juga. Ia meminumnya. Satu gelas. Kemudian dua gelas dan seterusnya sampai Soju di satu botol itu habis.
            Ia tak berhenti begitu saja. Ia memesan lagi lalu meminum lagi. ia melakukannya dan menghabiskan begitu banyak soju.
“aku sudah tidak tahan lagi” katanya entah kepada siapa keadaan mabuk dalam.
“ Soo Yeon ah~ aku akan pergi menyusulmu, arraseo” katanya lagi. Ia mengambil beberapa lembar uang di dompetnya dan ia letakkan di meja. Lalu beranjak meninggalkan tempat duduknya.
            Jae joong berjalan sempoyongan ke arah mobilnya. Ia membuka pintu mobil itu. Sebuah Lambirghini putih yang mampu dikemudikan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ia memacu mobilnya dengan kecepatan yang bisa dibilang seperti orang yang sedang balapan di sirkuit. Keadaannya setengah sadar. Ia melewati jalan yang cukup sepi tadi. Tapi, sekarang ia menyusuri jalanan Hong dae. Tempat ini sangat ramai. Justru aneh jika tempat ini sepi. Karena ini tempat gaulnya anak muda kota Seoul. Di jalanan sekitar universitas Hongik ini ia mengemudikan mobilnya dengan cepat. Tapi naas, ban belakangnya tiba – tiba pecah. Mobilnya oleng. Ia tidak bisa mengontrolnya karena kecepatan tadi sangat tinggi. Ia menabrak seseorang, bukan tapi dua orang. Seorang wanita, dan satunya lagi seorang laki – laki. Mobilnya yang tadi oleng itu kemudian berguling dua  kali dan menabrak sebuah tiang listrik disana. Sangat parah. Kepalanya membentur setir. Darah segar mengucur dari pelipisnya. Tubuhnyapun tak dapat digerakkan. Ia melihat di sekitarnya orang sudah berkerumun. Beberapa orang mencoba membuka pintu mobilnya. Kilatan cahaya menyilaukan matanya kemudian semuanya menjadi gelap seketika.

***
           
.           Ia terbangun di sebuah padang luas. Hijau. Angin sepoi yang sejuk itu menerpa wajahnya. Perlahan membuat rumput hijau di bawah menari dengan lembut. Langit biru nan cerah. Burung beterbangan kesana kemari.  Suasana seperti itu membuat perasaan Jae Joong lebih tenang  dari sebelumnya.  Meski luka di hatinya tak juga sembuh.
            Jae Joong berjalan perlahan menyusuri padang itu. Selangkah demi selangkah ia melewati padang rumput hijau nan segar itu. Seekor kelinci manis terduduk di dekatnya. Saat Jae Joong mengulurkan tangannya hendak menangkap kelinci manis itu, kelinci berbulu putih bersih itu justru pergi seperti mengajak Jae Joong bermain – main. Ia berlari mengejar kelinci putih itu hingga saat ia sampai di sebuah pantai. Disana berdiri seorang wanita yang berambut panjang, begitu lembut. Jae Joong  tertegun melihat punggung wanita itu.
            Seperti seorang yang ia kenal. Ia melihatnya sedang menjerit kepada lautan. Meluapkan segala emosinya lalu menangis sejadinya. Ia heran dengan wanita ini lalu melangkah mendekat. 





[1] Ini apa??
[2] sayang
[3] Aku tidak mau

HOME | ABOUT

Copyright © 2011 KPOP Family by 김지린 | Powered by BLOGGER | Template by 54BLOGGER